MDIMH - 16

107K 8.4K 185
                                    

⚠sekarang panggilannya jadi aku kamu ya guys..⚠

Maaf kalau ada typo.....

|HAPPY READING|

Sinar matahari masuk melalui sela sela jendela, menyinari dua insan yang sedang tertidur pulas dengan posisi saling memeluk.

Salah satu dari mereka mulai mengerjapkan matanya. Saat sudah terbuka sempurna ia menoleh ke arah samping dan mendapati wajah damai sang istri.

El mempererat pelukannya kepada Zila. Sedangkan Zila semakin menenggelamkan wajahnya didada bidang El.

Tidur nyenyak mereka terganggu saat ada yang menggedor pintu kamar dengan brutal dan jangan lupakan suara teriakan khas seorang anak kecil.

"MAMI!" teriak Ara dari luar kamar.

El dan Zila terperanjat kaget.

"Kak, buruan pake baju," perintah Zila kepada pak El.

El yang gelagapan langsung memakai celana boxer-nya. Setelah itu ia membereskan pakaiannya dan Zila yang berserakan di lantai.

Sedangkan Zila langsung menutup tubuh polosnya dengan selimut, setelah itu ia berlari ke arah kamar mandi.

El berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ia mendapati wajah kesal anaknya itu.

"Papi yama," ucap Ara. Bocah kecil itu masuk ke dalam kamar orang tuanya untuk mencari maminya.

"Mamina Aya mana?" tanya Ara kepada El.

"Mana papi tau," jawab El santai kemudian berjalan ke arah ranjang dan kembali merebahkan tubuhnya disana.

"MAMI!" panggil Ara dengan teriakan.

"Mami mandi," balas Zila dari dalam kamar mandi.

Setelah mendapat jawaban dari Zila, Ara ikut naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di samping El.

"Papi," panggil Ara.

"Hm," sahut pak El.

"Bibilna papi napa?" tanya Ara heran saat melihat luka di bibir El.

"Ohh, anu itu, papi habis jatuh di kamar mandi," jawab pak El berbohong. Mana mungkin ia menjawab jujur kalau bibirnya luka akibat ia dan Zila yang saling menerkam.

"Ohh," jawab Ara. Bocah kecil itu bangkit dari rebahannya,bkemudian tengkurap di atas tubuh El.

"Ngapain?" tanya El sambil mencium kening Ara.

"Nda papa," jawab Ara.

El diam membiarkan Ara tidur di atas tubuhnya.

"Peyut papi napa keyas?" tanya Ara.

"Ya karena papi sering olahraga. Nggak kayak kamu yang perutnya gendut," jawab El.

"Peyut Aya nda gendut," bantah Ara kepada pak El.

"Halah. Perut buncit gini bilang nggak gendut," ejek El.

Ara hanya mengerucutkan bibirnya lucu.

Zila keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian santainya tak lupa handuk yang menutupi rambutnya yang basah. Ia berjalan menghampiri El dan Ara yang berada di atas ranjang.

"Mandi dulu kak," pinta Zila sambil mendudukkan dirinya di samping El.

"Iya," jawab El kemudian menurunkan Ara dari atas tubuhnya.

Setelah itu El berjalan memasuki kamar mandi.

"Ara kok udah pulang?" tanya Zila sambil mengecup kedua pipi gembul Ara.

Mr. Lecturer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang