Kalau ada typo, tolong dikoreksi:)
|HAPPY READING|
"Ara lucu banget sih," kata Zila gemas sambil mengunyel ngunyel pipi chubby Ara.
"Hehehe...."
"nanti kalau kakak udah pulang Ara harus main ke rumah kakak. Oke?"
"Okey."
Tin tin
"Azila ayo," ucap El sedikit berteriak.
Azila menoleh ke arah El yang berada di dalam mobil.
"Tunggu," sahut Azila kepada El.
" Kakak pergi dulu ya, nanti kalau kakak udah pulang langsung jemput Ara buat main ke rumah kakak," kata Zila sambil mencium kedua pipi Ara.
"Iya," sahut Ara.
Azila bangkit kemudian berjalan ke arah mobil El.
"Dadah, Ara," ucap Zila sambil melambaikan tangannya.
🍁🍁🍁
Di dalam mobil hanya ada keheningan, Zila yang sibuk dengan ponselnya, sedangkan El fokus menyetir.
Mobil berhenti karena lampu merah, El menoleh ke arah Zila.
"Azila," panggil El.
"Hm?" balas Zila dengan deheman.
" Masih marah?" tanya El.
"Hm."
"Saya minta maaf," ucap El.
"Nggak," sahut Zila ketus.
"Terus kapan kamu mau maafin saya," ucap El sedikit frustasi.
"Nanti kalau aku mau," jawab Zila santai.
El yang mendengar itu hanya menghela nafas, kemudian kembali menjalankan mobilnya.
🍁🍁🍁
"Kak berhenti di halte aja," kata Zila saat mobil El akan melewati halte bus yang berada tak jauh dari kampusnya.
"Kenapa?" tanya El.
"Kalau aku bareng kakak, nanti anak anak kampus pada curiga. Aku nggak maunya jadi bahan gosip," tutur Zila datar.
"Oke," balas El kemudian menghentikan mobilnya.
Zila melepas seat belt nya, kemudian membuka pintu hendak keluar dari mobil, namun pergelangan tangannya ditahan oleh El.
Zila menaikkan alisnya, seolah bertanya kenapa?
"Kamu lupa?" tanya El.
"Lupa apa?" tanya Zila balik.
"Ckk." El hanya bisa berdecak malas, kemudian menyodorkan telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Lecturer [END]
ChickLit⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ *** Menceritakan tentang Dua orang sahabat kecil yang dipisahkan oleh keadaan selama belasan tahun lamanya. Namun takdir menghendaki mereka untuk kembali bertemu, walaupun it...