28. Padahal....

1K 196 37
                                    


"Tendou-san?!"


Tendou segera bersimpuh di dekat Kageyama dan berbisik. "selagi aku baik hati, aku akan membantumu sampai polisi-polisi Miyagi datang kesini. selama itu, kau akan menahan Kenma dan aku akan mengurus kroco sewaannya. pokoknya, pastikan bocah pintar itu tidak bisa lari sampai para polisi datang"


"siapa yang memanggil mereka?"


"siapa lagi kalau bukan warga di sekitar sini!? dikira suara pistol sama dengan kembag api, huh?!". Tendou mendecih. "begitu kita berhasil menghentikan bocah itu, kau harus pergi! aku sih gak masalah pegang senjata karena pekerjaanku mengharuskanku untuk bawa! kalau kau, sudah beda cerita"


Kageyama mengerjap. "benar juga, aku masih warga sipil."


"aku juga bertanya-tanya bagaimana warga sipil yang belum pernah pegang senjata bisa memakainya seperti dia main dengan pistol air"


"ada bedanya?"


"......."



sebuah tembakan mengenai tembok yang melindungi mereka membuat keduanya kembali fokus. Tendou yang menatap Kageyama sejenak segera bergerak dengan cepat dan pergi ke tempat lain. sedangkan Kageyama ia bangkit dari simpuhnya dan berlari menuju ke bagian belakang rumah. Kageyama mengintip dari sisi gelap tembok, fokus pada Kenma yang bersiaga di tempatnya. melirik sekitar dengan hati-hati. ditempatnya, Kenma di kejutkan dengan sebuah gerakan dari orang asing yang segera mencuri perhatiannya. orang-orang suruhan di dekatnya segera pergi untuk menyusuli serangan dadakan yang tak tahu darimana asalnya. 


tahu bahwa itu adalah sinyal dari Tendou, Kageyama segera membidik dan menembak tepat pada kaki Kenma. Kenma yang beruntung, berhasil terhindar dari bahaya dan segera berlari menuju tempat Kageyama menembak. Kageyama tidak lari, menunggu Kenma benar-benar datang dan tanpa Kenma duga, Kageyama melayangkan tinjunya yang segera menghajar telak wajah Kenma. Kenma terhuyung ke belakang dengan pistol di tangan yang jatuh dari genggamannya. namun kalah cepat dengan Kageyama yang berhasil menjauhkan pistol dengan tendangan kakinya entah kemana.


Kenma dan Kageyama kembali saling tatap. Kenma menyipit. sedangkan Kageyama menatap tajam.


Kenma menyeringai. "kira-kira... dengan siapa aku bicara?"


Kageyama terdiam sesaat untuk kemudian menyeringai. Kageyama mendongakkan kepalanya dan segera mengarahkan pistolnya pada Kenma. Kenma yang sudah tidak bisa pergi kemanapun tertunduk dan memeluk dirinya.



untuk kemudian, ia ikut menyeringai.



"padahal... aku berharap agar alat ini tidak terpakai sama sekali...". Kenma merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah alat berbentuk tabung kecil dengan sebuah tombol merah diatasnya. "padahal kukira, aku akan menggunakan ini sebagai pilihan terakhir jika aku tak punya pilihan"



"tapi.... jika ini bisa membunuhmu, walau aku merasa jijik karena akan mati bersamamu aku takkan mengeluh...". Kenma terkikik. "jika aku tak bisa bersama Shouyo, kau juga tidak bisa bersama Shouyo..."

Search Truth, Find a Peace, and Our Destiny || KAGEHINA  || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang