19. Catatan Malaikat Tanpa Nama (2)

1.1K 222 40
                                    

Sekembalinya mereka ke rumah sakit, Ennoshita segera disambut oleh sosok pria jangkung bertampang malas yang minta ditampar, Oreki Houtarou, duduk bersama dengan dua gurunya. Ennoshita segera menghampiri kerabat jauhnya ini dan membungkuk padanya.

"bagaimana?". tanya Ennoshita.

Pria kerabat jauh yang memakai nametag Oreki Houtarou ini melirik tajam padanya. "apa yang terjadi pada pasien itu? Jika aku tidak memberinya obat penenang dia benar-benar sudah gila sekarang"

Ennoshita meneguk ludah, sedangkan tiga orang dibelakangnya tak bisa berkata apa-apa saking terkejutnya. Ennoshita menceritakan kejadian singkat pada Oreki yang teertunduk sambil memainkan poninya dan menjawab dengan malas.

"um, sudah pasti dia akan jadi gila saat sadar. Tak perlu di ragukan lagi". papar Oreki enteng.

"Oreki-san!!". Ennoshita memegang hpnya. "lakukan sesuatu atau kuberitahu keajaiban kedelapan dunia ini pada Chitanda-san!"

"kau gila!!?? Kau mau mengurangi nyawaku, huh!?". Oreki segera menghela napas keras dan mendengus. "baik, baik, akan kuusahakan dengan beberapa cara!! Jangan buat cewek bawel itu menghantuiku dengan pertanyaan-pertanyaan aneh lagi!!"

(note : yang nonton Hyouka, pasti familiar sama watashi kininarimasu-nya kan yak :V)



Ennoshita mengantongi kembali hpnya dan menatap Ukai. "bagaimana Hinata? Sudah ada kabar?"

Ukai menggeleng. "aku sudah menelpon ibunya, dan beliau sedang dalam perjalanan kemari"

Ennoshita mengangguk dan akhirnya duduk disamping Oreki. "lalu, mau sampai kapan kau disini?"

"aku menunggu pasien sampai di rumah sakitku"

"berarti kau harusnya pergi kesana kan sekarang?! ngapain kau disini!?"

"karena yang disini juga akan mengalami hal yang sama"

Ennoshita mengerjap. "apa maksudmu?"

Oreki menyandarkan punggungnya dan melipat satu kakinya keatas. "walau gangguan mental buat anak yang satunya lebih hebat, bukan berarti anak yang satu ini tidak memilikinya. Ingat dimana lukanya?". Oreki menunjuk belakang kepalanya. "disini bukan?"

Yamaguchi menatap takut-takut. "apa... apa artinya itu...?"

"dibawah otak besar, ada semacam otak kecil yang berfungsi sebagai penyeimbang dan mengatur gerak tubuh manusia. Jika bagian itu yang menerima luka fatal, bisa kupastikan saat dia siuman ia akan kehilangan kemampuan untuk aktivitas sehari-harinya. Belum lagi jika jatuh dari ketinggian dan kepalanya terhantam atas bawah, aku yakin tidak hanya itu saja yang akan dia derita selain koma. singkatnya, begitu dia bangun ia akan jadi idiot jika tidaksegera di theraphy"

Ennoshita tak lagi bisa membendung ekspresinya. Sama halnya dengan Tsukishima, Yamaguchi, dan Yachi yang terkejut hingga hampir tak mampu menahan kaki mereka untuk berdiri. Ennoshita segera memahami ini dan mencengkram kedua tangannya kuat-kuat.

Tepat ibu Hinata datang, lampu yang selama 12 jam itu merah kini berubah menjadi hijau. Ennoshita yang menangkap sosok Natsu dala gendongan ibu Hinata menawarkan diri untuk menggendongnya. Ibu Hinata yang sudah berwajah sembab tersenyum dan memberikan Natsu yang tertidur dengan lembut pada Ennoshita.

"gomenne.."

Ennoshita menggeleng. "daijoubu"

Begitu dokter menanyakan wali pasien, ibu Hinata segera bergegas masuk ditemani Ukai dan Takeda. Mereka berempat yang kembali menunggu kini duduk dengan ekspresi yang semakin dingin dan menjadi-jadi.

Search Truth, Find a Peace, and Our Destiny || KAGEHINA  || [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang