Kasa sekarang tinggal, di rumah Riana. Segala kebutuhannya pun, sudah Riana siapkan semua. Mulai sekarang, Kasa berhenti bekerja. Hanya fokus pada sekolah. Selagi menunggu dokumen pengadopsian selesai.
"Mama, ini kamarnya Kasa ya ??" tanya Kasa, saat mereka memasuki sebuah kamar. Dengan nuansa grey dan soft purple.
"Iya sayang. Mulai sekarang, ini kamar buat Kasa," jawab Riana.
"Kamarnya nyaman banget, ma. Kasa suka kamar barunya," ucapnya senang.
"Alhamdulillah !!" ucap syukur Riana.
"Jadi laper deh. Hehe," kekehnya pelan.
Riana mencubit gemas pipi Kasa. Mengajaknya makan malam bersama. Hanya mereka berdua saja. Karena memang, Riana tinggal sendiri.
------>>>>>>
Langit begitu bahagia dan lega. Ia sudah pulang, dari rumah sakit. Dan sekarang sedang memikirkan Kasa.
"Kayaknya, lagi ada yang seneng nih," celetuk Bima.
"Iya dong seneng banget. Soalnya, Langit punya adik baru," balas Langit dengan senyum manisnya.
Bima ikut tersenyum senang. Putra kesayangannya ini, sudah kembali ceria seperti dulu. Langit menemukan cahaya hidupnya.
'Teruslah tersenyum seperti ini, sayang !! kamu segalanya buat papa, nak. Jangan pernah tinggalkan papa !!' ucapnya dalam hati.
Bima beranjak dari sofa. Sudah malam, waktunya untuk pergi tidur. Karena besok Langit masih absen, ia akan mengajaknya pergi, ke rumah Riana. Tentu saja bertemu dengan Kasa. Pasti Langit sangat senang.
Langit juga masuk ke kamarnya, dan pergi tidur. Terlelap dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.
------>>>>>>
_@Kediaman Riana_
Langit berada di kamar Kasa. Keduanya saling menggenggam tangan. Senyum pun masih terukir.
"Kakak seneng banget. Kamu jadi adiknya kakak," ucap Langit.
"Kasa juga seneng, kak. Kita bisa bertemu tiap hari. Main bareng, belajar bareng, berangkat sekolah juga," ucap Kasa.
"Iya dek,"
"Kakak. Kak Langit janji ya, nggak akan tinggalin Kasa !! Kasa sayang banget, sama kak Langit," pinta Kasa.
Senyum Langit seketika pudar, mendengar permintaan adik tirinya.
"Maaf ya, dek !! kalau untuk itu, kakak nggak bisa janji," ucap Langit.
Ia keluar dari kamar Kasa. Pergi ke taman belakang rumah. Menumpahkan tangis disana. Ia bahkan tidak yakin, jika ia bisa bertahan.
Tbc..
