~ 16 ~

216 23 0
                                        

Dua  hari  dirawat, akhirnya  Kasa  diperbolehkan  pulang. Itu  kabar  gembira  untuk  Langit. Ia  bahkan  mampir  ke  rumah  mamanya, setelah  pulang  sekolah. Kasa  masih  harus  bed  rest.

Langit  dan  Kasa, sedang  mengobrol  di  ruang  tengah. Sedangkan  Riana, sedang  membersihkan  kamar  Kasa. Tak  sengaja, tangannya  menyenggol  dompet  milik  Kasa. Sebuah  benda  seperti  kalung, terjatuh  dari  sana.

Riana  langsung  mengambilnya. Terdapat  ukiran  huruf  'R'  disana. Ia  menutup  mulutnya  tak  percaya. Lantas  ia  raih  kalung  miliknya, yang  berbentuk  setengah  hati. Menyatukannya  dengan  kalung  milik  Kasa. Dan  itu  sangat  pas.

"A-anakku...Angkasa...putra  kandungku," lirihnya.

Ia  keluar  dari  kamar  Kasa. Langsung  menghampiri  sang  anak. Memeluknya  cukup  erat. Diciuminya  seluruh  wajah  Kasa.

"Mama. Mama  kenapa, ma ??" tanya  Langit  khawatir.

"Langit. Mama  sudah  menemukannya. Anak  kandung  dari  suami  mama," jawab  Riana. Masih  merengkuh  Kasa.

"Siapa  dia, ma ??" tanya  Kasa.

"Kamu. Kamu  anak  kandung  mama, sayang. Kalung  ini  buktinya,"

"A-aku...aku  anak  kandung  mama ??" tanya  Kasa  tak  percaya.

"Iya  sayang. Kalau  perlu, besok  kita  tes  DNA !!"

"Nggak  perlu, ma !! Kasa  percaya  sama  mama," ucap  Kasa.

Mereka  kembali  berpelukan. Langit  terssenyum  haru  melihatnya. Ia  juga  turut  senang.

"Kalau  papa  disini, pasti  juga  ikutan  senang  dengernya," celetuk  Langit.

"Kalau  gitu, mama  masak  dulu  ya !! mama  buatin  masakan, kesukaan  kalian. Telpon  papamu  juga  ya, Langit !!"

"Beres  ma !!"

Riana  tersenyum. Ia  beranjak  ke  dapur. Kasa  memakai  kalung  miliknya. Menyandarkan  kepalanya, pada  dada  bidang  Langit.

"Aku  seneng  banget, kak. Aku  bisa  ketemu, sama  ibu  kandung  aku. Dan  itu  artinya, kita  adalah  saudara  seibu," jelas  Kasa.

"Iya, kakak  juga  seneng  dek," Langit  tersenyum.

---skip>>>

Makan  malam  kali  ini, terasa  sangat  berbeda. Riana  memasak  cukup  banyak. Bima  pun  sudah  datang.

"Ri. Habis  ini, aku  mau  bicara. Cuma  berdua," ucap  Bima.

"Iya  mas. Ayo  tambah  lagi  makanannya !!"

"Kakak, nanti  tidur  di  kamar  aku  ya !!" pinta  Kasa.

"Iya, nanti  kakak  temenin," balas  Langit.

Langit  dan  Kasa, pamit  untuk  pergi  tidur. Bima  mengajak  Riana, mengobrol  di  ruang  tengah.

"Mau  ngomong  apa, mas ?? kayaknya  penting  banget, ya ??" tanya  Riana.

"Aku  udah  pikirkan  hal  ini, cukup  lama. Riana. Aku  mau  kita  rujuk  lagi !! apa  kamu  mau ??"

"M-mas. Kamu..."

"Kalaupun  belum  siap, juga  aku  nggak  maksa  kok," balas  Bima.

"Makasih  ya  mas. Tolong  kasih  aku  waktu  dulu !!"

"Iya  itu  pasti," Bima  tersenyum.

Lega  sudah  mengutarakan  isi  hatinya, pada  mantan  istrinya  itu.

Tbc..

Angkasa  Untuk  LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang