~ 12 ~

208 21 0
                                    

Sepulang  dari  rumah  mamanya, Langit  langsung  masuk  kamar. Mengunci  pintunya  juga. Membuat  Bima  heran.

"Sayang, kenapa  dikunci ?? buka  pintunya  nak !!"

Cklek !!

Langit  memeluk  erat  sang  papa. Bima  jadi  khawatir.

"Langit  kenapa  kayak  gini, heum ?? ada  apa ??" Bima  melepas  pelukannya.

"Papa. Apa  Langit  bisa  sembuh ??" tanya  Langit.

"Itu...eum...insya  allah, Langit  pasti  sembuh," jawab  Bima.

"Papa  bohong !!"

Langit  kembali  masuk  ke  kamarnya. Ia  marah  sekarang. Bima  diam  mematung  disana. Tak  tahu  harus  bagaimana, menghadapi  putra  kesayangannya  itu.

Ia  pun  pergi  ke  ruang  kerjanya. Sejujurnya  pun, Bima  ingin  anaknya  bisa  sembuh. Namun  untuk  mencari  pendonor, itu  sangat  sulit.

------>>>>>>

Riana  sangat  lega  sekarang. Kasa  sudah  sah, menjadi  anak  angkatnya. Kasa  juga  senang.

"Kasa. Makasih  banyak  ya  sayang. Kamu  mau  menerima  mama," ucap  Riana.

"Mama. Harusnya  Kasa  yang  bilang  makasih. Mama  udah  adopsi  Kasa. Sebenarnya, kita  punya  kesamaan  lho," balas  Kasa.

"Oh  ya ?? apa  itu ??" tanya  Riana.

"Mama  cari  anak  kandung  mama. Kalau  Kasa...Kasa  masih  cari, keberadaan  mama  kandungnya  Kasa," jawabnya.

Riana  menangkup  wajah  anaknya. Mengusap  pipi  halus  itu.

"Kita  banyak-banyak  berdo'a  saja, supaya  keinginan  kita  tercapai !!" saran  Riana.

"Iya  mama,"

Riana  menatap  jam  dinding. Sudah  waktunya  untuk  makan  malam.

"Yuk  ke  bawah !! kita  makan  malam !! mama  udah  masak  cumi  tepung, buat  Kasa," ajak  Riana.

"Wahh  asyiikk !!" serunya  senang.

Mereka  pun  turun  ke  lantai  bawah. Menuju  dapur, yang  terhubung  dengan  ruang  makan. Rumah  ini, warisan  dari   almarhum  suami  Riana.

Tbc..

Angkasa  Untuk  LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang