Sepulang dari rumah mamanya, Langit langsung masuk kamar. Mengunci pintunya juga. Membuat Bima heran.
"Sayang, kenapa dikunci ?? buka pintunya nak !!"
Cklek !!
Langit memeluk erat sang papa. Bima jadi khawatir.
"Langit kenapa kayak gini, heum ?? ada apa ??" Bima melepas pelukannya.
"Papa. Apa Langit bisa sembuh ??" tanya Langit.
"Itu...eum...insya allah, Langit pasti sembuh," jawab Bima.
"Papa bohong !!"
Langit kembali masuk ke kamarnya. Ia marah sekarang. Bima diam mematung disana. Tak tahu harus bagaimana, menghadapi putra kesayangannya itu.
Ia pun pergi ke ruang kerjanya. Sejujurnya pun, Bima ingin anaknya bisa sembuh. Namun untuk mencari pendonor, itu sangat sulit.
------>>>>>>
Riana sangat lega sekarang. Kasa sudah sah, menjadi anak angkatnya. Kasa juga senang.
"Kasa. Makasih banyak ya sayang. Kamu mau menerima mama," ucap Riana.
"Mama. Harusnya Kasa yang bilang makasih. Mama udah adopsi Kasa. Sebenarnya, kita punya kesamaan lho," balas Kasa.
"Oh ya ?? apa itu ??" tanya Riana.
"Mama cari anak kandung mama. Kalau Kasa...Kasa masih cari, keberadaan mama kandungnya Kasa," jawabnya.
Riana menangkup wajah anaknya. Mengusap pipi halus itu.
"Kita banyak-banyak berdo'a saja, supaya keinginan kita tercapai !!" saran Riana.
"Iya mama,"
Riana menatap jam dinding. Sudah waktunya untuk makan malam.
"Yuk ke bawah !! kita makan malam !! mama udah masak cumi tepung, buat Kasa," ajak Riana.
"Wahh asyiikk !!" serunya senang.
Mereka pun turun ke lantai bawah. Menuju dapur, yang terhubung dengan ruang makan. Rumah ini, warisan dari almarhum suami Riana.
Tbc..