13. Satu Lingkar Rasa Percaya

61 20 2
                                    

Aku mempercayaimu, itu saja

.

.

.

Setelah bertukar cerita dengan Bani ditaman, Nala langsung kembali ke posisi awalnya dan menceritakan hal itu pada Meta dan Andra.

"Udah kabarin ke Sakti, Ndra?" Nala merasa sedikit gugup, takut kalau berita itu akan menyakiti hati Sakti.

"Udehhh.." jawab Andra cuek.

"Nal, kamu yakin?" Tanya Meta sekali lagi.

Bahkan Nala sendiri sebenarnya tidak yakin dengan keputusannya, 3 bulan bukan waktu yang sebentar. Ia takut kalau hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi dan malah memasukkan dirinya sendiri ke lubang hitam.

"Kenapa kalian pada ga percaya sih? Emang aku segampang itu buat jatuh sama orang baru?" Elaknya.

Andra paham, jelas perempuan disebelahnya sedang tidak percaya diri dengan kalimtnya sendiri. Walaupun masa SMA mereka lebih banyak dipenuhi dengan memori kemusuhan, tapi Andra tetap jadi salah satu manusia yang peka terhadap semua gerak-gerik Nala selain Sakti.

"Lah...kasih tau Met, capek gua ngomongnya."

"Nal, dihari pertama ospek aja kamu udah se interest itu sama kak Bani. Aku takut kalo kamu malah keterusan."

"Bagus dong, tar Sakti gua ambil" sahut Andra mengompori.

Nala menatap sinis Andra, pikirnya orang itu selalu mengambil kesempatan dalam berbagai situasi. "Diem deh Ndra, jan mancing war."

"Aku gabisa ngatur-ngatur perasaan, tapi seenggaknya ada hal yang bisa aku lakuin buat jawab teka-teki kek gini" lanjut Nala.

Meta hanya mengangguk paham, ia paham akan posisinya yang baru menjadi teman Nala selama seminggu ini. "Kalo udah kek gini aku juga sebagai orang asing gabisa ngatur kamu, selain percaya."

"No, kamu temen baik aku Met, bukan orang-orangan sawah."

"Makasih udah percaya buat cerita, padahal aku orang baru" ucap Meta memeluk haru Nala.

"Permisi, gua dianggap apa ni?" Sela Andra yang perannya sudah seperti nyamuk ditengah adegan uwu Nala dan Meta.

"Met jajan kuy, laper..."

"Meluncurrrr..." jawab Meta menerima gandengan tangan Nala

"Asuuu!!!"

***

Tepat pukul 17.35 acara yang diselenggarakan panitia selesai, benar-benar hari terakhir ospek yang tak terlupakan. Tidak ada satupun mahasiswa yang keluar dengan aman, semuanya menjadi cemong dan karna color fun tadi.

Termasuk Nala, manusia hiperaktif yang sejak acara flashmob dimulai, ia benar-benar tidak bisa diam disatu tempat.

Nala merenggangkan tangan dan kakinya "uwaaaa....pegel bangettt.." eluhnya.

"Gimana ga pegel, lu aja lari-lari mulu kek bocil."

"Andra, gendong..."

Andra menatap jijik kearah Nala. Bukankah gadis itu membencinya, tapi kenapa sekarang malah berpose manja.

"Sakit lu?" Tanyanya sambil mengecek suhu didahi Nala.

Hollowness ❄ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang