- Done -
Entah takdir atau kebetulan, aku ingin mengetahui segalanya tentangmu, tanpa melepaskan dia. Sebut saja aku pemeran antagonisnya - Nala
Aku dan kamu adalah takdir, lalu dia adalah penyusupnya - Sakti
Kalau kita hanya sebuah kebetulan, lanta...
"Kangen....pengen ketemu ibu, pengen sayang-sayangan sama ibu" jawabnya sambil berjalan kearah dapur.
Nala mengabaikan ocehan Sakti dan masuk kedalam kamar untuk mengambil handuk.
'masa iya Sakti sudah mandi tapi Nala masih bare face'.
Setelah berkeramas ria dikamar mandi akhirnya Nala bergabung dengan ibu dan Sakti dimeja makan.
"Ya a-ampun...banjir ini rumah, itu rambut keringin dulu Nala. Astaga anak perawan ibu satu-satunya."
"Eh iya basah semua, tadi handuk taruh dimana ya" Tanya Nala pasal handuknya yang tiba-tiba ghoib.
Sakti malah tertawa renyah melihat Nala yang diceramahi seperti anak kecil karna menumpahkan susunya dilantai. "Nih handuk, yang mandi siapa yang inget letak handuk siapa" jawab Sakti sambil melempar handuk yang diambilnya dari belakang pintu kamar mandi.
Tiba-tiba Sakti teringat sesuatu, alasan mengapa pagi-pagi ia sudah berkunjung kerumah Nala "Eh Nala cantikk..tar temenin yuk."
"Kemana? Ada maunya aja muji-muji."
"Belanja, tadi mama nyuruh belanja tapi aku gapaham apa aja yang harus dibeli. Tante, habis ini Nala saya pinjem boleh ya, nanti selesai belanja saya balikin anaknya."
"Iya pinjem aja gapapa, tante juga habis ini mau kerja. Tapi hati-hati nanti bocilnya kabur."
"Rencananya sibocil mau saya bedong aja tante biar ga minta jajan yang macem-macem."