06. | Priority

1.3K 86 1
                                    

Sebelumnya Tekan BINTANG yuk💜💜

Udh tekan bintang? BAGUS!! 💜💜

[😉Happy Reading❣]













Suara gaduh mesin mobil berhenti kala mobil itu telah diparkirkan dengan benar disebuah basement hotel mewah.

Dengan segera sang empun pemilik mobil keluar saat berhasil mengambil paperbag berisi dan segera mengunci mobilnya.

Ia melangkahkan tungkai jenjangnya kearah lift dan langsung masuk setelah pintu lift itu berdenting. Menekan tombol lantai yg dituju dan menunggu beberapa saat.

Akhirnya sang pemuda berhasil membawa tubuhnya pada kamar seorang gadis yg ia tuju.

Setelah menekan beberapa password kamar apartemen itu. Pintu pun terbuka dan segera ditutup kembali. Kemudian masuk pada sebuah kamar yg memang sedang dihuni satu manusia.

Hatinya mencelos kala melihat wanita itu terbaring dengan selimut tebal dan plester penurun panas di dahinya. Wajahnya pun terlihat pucat dengan bibir yg mengering.

Ia mendekat dan meletakkan paperbag yg ia bawa dinakas samping tempat tidur. Ia kemudian duduk disamping sang wanita dan perlahan tangannya terangkat memegang kening sang wanita.

Lagi-lagi ia merasa bersalah kala berhasil merasakan suhu tubuh diluar batas sang wanita. Ia kemudian mengganti plester penurun deman itu dengan yg baru.

Menyadari adanya presensi lain didalam ruang tersebut sang empun membuka matanya perlahan dan mendapati presensi sang kekasih tengah Menatapnya dengan tersenyum tipis.

"knp tidak bilang jika separah ini eoh? Kau benar-benar membuatku merasa bersalah." ucapnya lirih.

"ani.. Gwenchana. Aku tidak mau kau terlalu cemas. Ini hanya demam nanti juga baikan. Aku hanya butuh kau disini. Jangan pulang ya." Sendunya.

"iya Hee.. Aku tidak pulang. Aku akan disini sampai kau sembuh total. Lain kali jangan memaksakan bekerja jika kau tau akan sakit seperti ini ya. Aku sakit melihatmu seperti ini Hee... Aku tidak bisa melihatmu seperti ini." ucapnya lirih.

"iya jung mianhae. Aku hanya tidak mau merepotkan mu dengan terus menanggung beban ku." balasnya lirih.

"tidak ada beban. Untuk mu sayang. Aku tidak pernah keberatan sekalipun menggantikan pakaian dalammu. Ataupun memandi-akhh... Ya ya mian." ucapnya kemudian terkekeh.

"kau... Aku sedang sakit. Masih saja mesum. Dasar." ucap Seulhee kesal.

"sudah. Sekarang berbaring lah lagi. Aku akan memasak bubur untuk mu. Setelahnya minum obat yg sudah ku belikan ne?" ucapnya tersenyum.

Gadis itu mengangguk patuh dan mulai membaringkan kembali tubuhnya dibantu jungkook. Ia kemudian memejamkan matanya merasakan sentuhan hangat bibir sang kekasih mendarat pada keningnya.

"aku mencintaimu" ucap jungkook lirih. Setelahnya ia melangkahkan kakinya menuju dapur yg memang tak jauh dari kamar sang kekasih.

Dengan cekatan tangan berotot nya itu mengambil dan menuang segala yg diperlukan. Meskipun terlihat sibuk kendati ia adalah CEO perusahaan besar. Bukan berarti jungkook tak bisa memasak. Ia justru sangat ahli dan telaten jika sudah berurusan dengan dapur. Ia memang sedikit enggan jika menunjukkan kebolehanya pada orang lain. Tpi itu bukan berarti ia sombong. Ia hanya tak mau banyak komentar berlebihan dan semakin menarik banyak wanita yg dengan tidak tau dirinya datang menawarkan harga agar bisa bersama pria bermarga Jeon ini.

¦Hot Sister ¦¦ [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang