Sebelumnya Tekan BINTANG yuk💜💜
Udh tekan bintang? BAGUS!! 💜💜
[😉Happy Reading❣]
⛔Warning!! Chapter ini mengandung muture content!! 18+ Bijaklah dalam membaca dan menilai!!⛔
....
Jungkook melangkah kan kakinya mendekat pada ranjang berukuran sedang dan mendengar dengkuran halus terdengar dari gumpalan besar tergulung selimut yg terlihat masih tidak nyaman dalam tidurnya.
Tangannya tergerak untuk menyentuh kening wanitanya dengan halus agar tidak mengganggu. Sedikit terperanjat kala merasakan efeksi panas yg amat dengan deru nafas yg tidak beratur.
Jungkook menghela nafasnya kasar. Ia menyentak sedikit tangannya untuk memegang pinggir ranjang agar sang empu sadar dan mau membuka mata.
Benar saja. Tak berapa lama Seulhee membuka matanya agak susah. Ia juga mencoba bernafas normal kendati dirinya kini sedang demam tinggi. Hidungnya tersumbat. Dan ok. Sekarang pemandangan yg tidak ingin ia lihat terjadi.
Jungkook menatapnya dengan tajam dan nafas yg memburu. Seulhee hanya tersenyum tipis saat melihat tatapan prianya semakin menajam kala ia mencoba mengambil posisi duduk.
"kenapa kau tidak pernah mau mendengarkan ucapanku? Sejahat itukah aku dimatamu sampai untuk menuruti semua perkataan ku dalam waktu kurun dari 12 jam rasanya susah sekali. Kenapa kau tidak datang saja sekalian kekantor. Dan apa hebatnya membukakan pintu apartemen mu untuk adikku. Sebegitu tidak perdulinya kau pada ucapan ku sampai sekarang kau semakin parah. Kau tau aku teriris melihatmu seperti ini hee-ya... Aku tidak bisa melihat mu seperti ini terus. Setidaknya pikirkan sekembuhanmu untuk adikmu. Dia masih membutuhkanmu." Seulhee tersenyum tipis menanggapi ucapan yg terlontar dari bibir pria bermarga Jeon itu. Sudah terlampau sering mendengar pria itu cerewet hanya untuk mengurusi gadis keras kepala seperti Seulhee yg sering kali tidak memperhatikan tubuhnya.
"tenang dulu jung... Kau sudah makan malam atau belum? Kenapa tidak membawakan apa-apa untuk ku? Kau tidak berniat mengajakku makan diluar kan?" tanya Seulhee mengabaikan segala prasangka Jungkook.
"kau-... Hee-ya... Jangan begini. Ibu akan sedih melihatmu seperti ini. Kau tau keinginan terakhir ibu hanyalah kesehatan juga kebahagiaan mu. Tolong hee... Sekali ini saja jangan abaikan ucapan ku. Kau akan semakin parah nanti."Jungkook menggenggam tangan sang jelita dan mengecupnya sekilas. Bahkan tangannya bisa merasakan panas yg menjalar saat ia memegang juga mengecup punggung tangan sang jelita.
"lalu bagaimana jika aku sehat dan harus menyaksikan hal yg menyakitkan hingga membuat kebahagiaan ku menghilang? Bagaimana?" Jungkook mendongak menatap Seulhee dengan dahi berkerut.
"ah... Lupakan. Lagi pula ini hanya demam Jungkook. Kau bisa terus menekan ku untuk meminum obat dan menemani ku sepanjang hari. Bukankah itu bagus? Belakangan ini kita jarang menghabiskan waktu berdua."Seulhee menyentuh pipi Jungkook dan mengusapnya sepelan mungkin hingga membuat sang empu memejam.
"bsok kau harus dirawat dirumah sakit. Aku akan menempatkan beberapa bodyguard untuk menjaga mu. Tidak ada penolakan. Malam ini istirahat lah dengan total. Aku tidak bisa menemani mu malam ini." ujarnya seraya merapihkan selimut Seulhee dan meraih tangan Seulhee mendaratkan beberapa kecupan manis disana."kali ini dengarkan aku. Jika bukan untuk ku maka lakukan untuk ibu hee-ya... Ibu menghabiskan sisa nafasnya hanya untuk mengatakan agar aku menjaga mu dengan baik. Jika ia aku tidak bisa menjamin mu dengan sebuah ikatan maka ia hanya ingin kau diperlakukan dengan layak. Ibu ingin kau tumbuh menjadi wanita yg sukses dan selalu mengembangkan senyum. Aku tau apa permasalahan nya saat ini. Tapi aku mohon hee... Aku sedang tidak ingin membahas apapun yg kau duga. Aku sudah cukup lelah menghadapi kedua orang tua ku. Jadi sembuhlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
¦Hot Sister ¦¦ [M]
Teen Fiction[On Going] Yn : Ini tidak benar oppa... "ucapnya lirih" Jungkook : wae? Apa yg tidak benar eoh? Kau bukan bagian dri keluarga ini. Jdi tak perlu takut. Aku akan bertanggung jawab. "ucapnya mencoba menenangkan mu" Yn : tapi-- Jungkook : DIAM.!! "Ben...