(revisi)
Happy reading!
Baik dalam buku maupun dalam film, dunia vampir yang ada dalam imajinasi Lyora sangat berbeda dengan dunia vampir dimana ia berada saat ini
Tidak ada hawa dingin. Tidak ada mata merah yang menatap para manusia seakan mereka menemukan mangsa mereka. Tidak ada suasana mencekam di dalam istana. Sebaliknya, dunia ini terlihat begitu indah dan berwarna. Benar-benar berbeda dengan imajinasi Lyora
Seperti saat ini Lyora sedang asik memperhatikan satu per satu bunga yang ada di taman istana. Berbagai macam warna, bentuk dan jenis
"Permisi, Miss. Ini bunga apa?"
Seorang wanita cantik mendekat dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajahnya
"Ini bunga Alyssum"
"Apa bunganya punya arti?"
Miss Floura mengangguk "Artinya kecantikan luar yang berharga"
Lyora masih asik memandangi bunga-bunga di hadapannya ketika Miss Floura mendekat dan memberikannya setangkai bunga
"Untukmu" ucapnya lalu memberikan setangkai bunga Alyssum putih pada Lyora
"Pas sekali denganmu. Cantik"
Lyora agak tersipu mendengarnya. "Terima kasih" ucapnya
Miss Floura hanya mengangguk
"Miss, apa bunga hanya di tanam di bagian ini?"
"Tidak, bagian ini hanya untuk beberapa jenis bunga. Di sebelah sana, itu tempat yang lebih luas untuk berbagai macam tanaman selain bunga"
Mata Lyora berbinar ketika melihat tempat yang dimaksud Miss Floura. Iya selalu menyukai bunga atau tanaman apapun itu. Sama seperti ibunya
"Apa boleh?" Tanya Lyora
Miss Floura tersenyum sambil mengangguk "Tentu" ucapnya
Tanpa menunggu lama Lyora menuju sebuah taman atau bisa dibilang kebun kecil dimana ada lebih banyak lagi jenis bunga dan tanaman.
Semuanya indah. Lyora menyukai itu. Jika bisa, ia ingin membawa pulang beberapa. Jika Miss Floura mengijinkan tentunya
"Hai"
Lyora berbalik ketika sebuah suara menyapanya. Gadis itu mencoba mengingat-ingat wajah di depannya yang terlihat asing
"Oh, hai" jawab Lyora kaku
"Kamu suka bunga?" Tanyanya
"Ehm, iya"
Bingung. Itu yang Lyora rasakan. Bingung harus bereaksi seperti apa
Orang itu tidak berbicara lagi setelah itu membuat Lyora gugup. Entah gugup karena suasana yang canggung atau gugup karena ia merasa orang ini datang bukan dengan tujuan yang baik
"Maaf, kalo boleh tau-"
"Azkara. Namaku Azkara"
"Ah, okay. Aku-"
"Lyora"
"Kamu tau nama aku?"
Azkara mengangguk. Masih menatap mata Lyora dalam diam
"Kamu punya urusan di kebun ini? Atau mau liat bunga juga? Kalau begitu aku permisi-"
"Tidak. Aku tidak punya urusan dengan tanaman bodoh ini. Aku punya urusan denganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
éternel
Fantasy[ON GOING] Nothing is etenal. Nothing, unless you have the 'key'. A key that can make you turn back time, resurrect people, even control all elements. ❗chapter 1-10 sudah direvisi, chapter 11 dst adalah chapter baru yaitu chapter lanjutan dari chape...