[04]

40 4 4
                                    

(revisi)





Happy reading!



Lyora berjalan lunglai memasuki apartemen. Matanya terarah pada sepatu ayahnya yang terletak rapi di rak sepatu

Lyora masuk mendapati ayahnya yang sedang berjongkok di depan tv seperti sedang mencari sesuatu

"Ayah udah pulang? Katanya mau lembur"

Sang ayah menoleh lalu tersenyum "Eh, iya. Kebetulan di kantor lagi gak ada kerjaan"

Lyora mengangguk walau masih kurang mengerti. Tadi pagi saat mengantarnya ke sekolah, ayahnya berkata bahwa ia akan pulang larut malam karena pekerjaan yang banyak di kantor

"Kamu udah makan? Barusan ayah masak"

Lyora menggeleng "Belum" ucapnya

"Kalo gitu kamu mandi dulu, abis itu makan. Ayah mau ke kamar dulu" ucap pria itu kemudian membawa beberapa buku ke kamarnya

Lyora berjalan ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian kemudian setelah itu menuju dapur. Lyora tidak sempat makan siang karena buru-buru menyalin PR milik temannya, semalam ia ketiduran hingga tidak mengerjakan PR-nya

Gadis itu mengambil gelas kemudian berbalik hendak mengambil air. Namun ia dikagetkan dengan sosok asing yang berdiri kurang lebih dua meter di depannya

"Kamu siapa!? Kok bisa masuk kesini!?"

Lawan bicaranya tersenyum "Sepertinya cuma aku yang mengenalmu. Salam kenal, saudara tiriku. Aku Ardent. Ardent Mávro"

"Aku gak punya saudara. Ayah juga nggak nikah lagi. Kamu jangan bohong ya! Mending kamu pergi sebelum aku teriak"

Ardent hanya tersenyum sambil berjalan mendekat membuat Lyora waspada. Namun gadis itu terdiam ketika melihat mata Ardent yang berubah merah

"K-kamu.."

"Ra, kenapa teriak-teriak?" Teriak ayahnya sambil menuju ke dapur

Ardent tersenyum kemudian berbalik "Sepertinya aku harus menyapa ayah tiriku terlebih dahulu"

"Jangan!" Seru Lyora kemudian melemparkan gelas yang ia pegang sedari tadi ke kepala Ardent membuat gelas itu pecah. Dengan cepat Ardent berbalik lalu mencengkram leher Lyora membuat gadis itu kesulitan bernafas

"SIAPA KAMU!?"

Ardent menoleh ke belakang lalu tersenyum "Salam kenal, ayah tiri. Aku Ardent. Aku datang kesini untuk berkunjung"

Ayah Lyora membeku beberapa detik kemudian meraih pistol yang ada di bawah meja makan

"Lepaskan Lyora!"

Ardent tersenyum remeh "Kamu tau sendiri, peluru itu tidak akan berpengaruh apa-apa padaku"

"Apa mau kamu!?"

Ardent terlihat berpikir sebentar "Sebenarnya kalian bukan tujuan utamaku. Aku sedang mencari sesuatu. Tapi aku menyempatkan waktu untuk berkunjung kesini" ucapnya lalu melirik Lyora yang masih berusaha melepaskan cengkraman Ardent

"Tapi nampaknya kamu tidak mengajarkan tata krama pada anakmu, ya. Walaupun benda tadi tidak berpengaruh apa-apa pada kepalaku tapi setidaknya ia harus tau cara menyambut tamu dengan baik. Apalagi aku ini saudaranya"

éternelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang