[01]

144 7 4
                                    

(revisi)


Happy reading!



"Terjadi penyerangan misterius di daerah pusat kota. Polisi menemukan beberapa mayat wanita di samping sebuah pusat perbelanjaan. Untuk sementara ini, kawasan pusat perbelanjaan ditutup untuk kepentingan penyelidikan. Masih belum diketahui pasti-"

"Kenapa?" tanya si bungsu dengan bibir mengerucut

Pemuda itu menunjuk ke arah jam yang menunjukkan hampir pukul setengah tujuh pagi "Hampir terlambat"

Adiknya hanya merengut sebal "Iya, iya"

Mereka turun ke lantai bawah, menemukan saudara-saudaranya yang sudah siap dengan seragam yang sama. Kecuali kakak tertua mereka

"Lama" gerutu si rambut pirang

"Kakak banyak omong" balas si bungsu

Tidak terima, si rambut pirang melotot. Sebelum mereka bertengkar lebih lama, si tertua menyela "Mau ke sekolah atau adu mulut?"

Seketika semuanya diam kemudian mengikuti langkah si kakak ke mobil. Setelah semuanya masuk di mobil, sang kakak melajukan mobil ke arah sekolah.

Di perjalanan mereka tidak banyak bicara. Memang sudah biasa seperti itu.

"Sebentar siang kalian pulang sendiri ya. Langsung pulang ke rumah" titah sang kakak

"Kenapa?" Tanya yang termuda

"Apa ada hubungannya dengan berita tadi pagi?" Tanyanya lagi

Sang kakak mengangguk

Kemudian mereka semua turun. Sebelum mobil kembali melaju, sang adik bersuara "Kak Heeseung hati-hati" ucapnya

Yang dipanggil Heeseung pun tersenyum "Iya, Sunoo. Kalian juga hati-hati"

Adik-adiknya mengangguk kemudian Heeseung melajukan mobilnya. Bukan ke kampusnya, tapi ke suatu tempat

Istana.

〰〰〰

Jam pelajaran pertama dan kedua berjalan dengan baik. Kini kantin telah penuh dengan siswa karena jam istirahat sedang berlangsung

"Permisi"

Keempat siswa itu menengok pada seorang siswi yang berdiri sambil memegang sebuah coklat

"Maaf ganggu, kak. A-aku mau kasih ini ke kak Sunghoon" ucapnya

Sunghoon tersenyum kecil lalu menerima coklat tersebut

"Terima kasih... Vallerie"

Siswi itu kaget seiring pipinya bersemu merah "I-iya. Sama-sama" jawabnya lalu berjalan menjauh

"Cie.. kak Sunghoon dapet coklat lagi." Celetuk Sunoo

Sunghoon hanya terkekeh

"Kamu belajar dari mana kalimat seperti itu Geo-maksudku Sunoo?"

"Aduh, kak Jay jangan terlalu kaku, dong. Udah berapa tahun sih sampai masih kaku kayak gitu?" Tanya Sunoo

"Whatever" balas Jay

"Liat apa?"

Jake mengalihkan pandangannya pada Sunghoon "Aku tidak tahu kenapa Dreyfus suka sekali menatap sinis ke arah kita"

éternelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang