[18]

13 1 0
                                    

Happy reading!








Papan terakhir jatuh diiringi suara tepuk tangan dari seseorang di belakang gadis itu

Well done, Alana

“Terima kasih, Gerard”

“Ini latihan pertamamu tapi kamu melakukannya dengan sangat baik. Jangan-jangan kamu punya darah penyihir ya” puji Rue yang kebetulan lewat

Alana tertawa “Aku murni manusia, Rue”

“Mau coba mantra yang lain?” tawar Gerard

Alana mengangguk

“Bagaimana dengan mantra penjerat? Laquopentum adalah mantra yang dapat digunakan untuk menjerat lawanmu. Mirip dengan Impertum Vineis. Bedanya kalau Impertum Vineis jeratnya terbuat dari tumbuhan rambat. Kalau Laquopentum jeratnya dari akar pohon dan jelas lebih kuat”

Alana memperhatikan kemudian mengikuti gerakan tangan Gerard

“Tekuk sedikit tanganmu kemudian ayunkan tongkatmu ke kiri dan gerakkan ke bawah kemudian ucapkan mantranya”

“Laquopentum!”

Akar pohon timbul dari dalam tanah namun perlahan menghilang membuat Alana kecewa

“Apa gerakan tanganku salah?”

“Tekuk tanganmu sedikit lagi” ucap Gerard sambil memegang tangan Alana dari belakang. Jika ada yang melihat dari belakang, mereka akan mengira Gerard sedang memeluk Alana

“Ayunkan ke kiri dan gerakkan ke bawah dengan cepat”

“Laquopentum!”

Sekumpulan akar pohon timbul dari dalam tanah dan menjerat satu papan target di depan Alana

“Lihat! Aku berhasil!”

Alana melompat kecil kemudian tersenyum ke arah Gerard “Aku berhasil, Gerard”

“Ya, kamu berhasil, Alana” ucap Gerard bangga. Senyuman pemuda itu terbit bersamaan dengan dua lesung pipinya

“Ada lagi mantra yang harus kupelajari? Kurasa aku mulai bisa menguasai tongkatku”

Gerard tertawa “Kamu semangat sekali. Tapi kurasa latihan untuk hari ini cukup sampai disini”

Kedua bahu Alana turun “Kenapa? Kamu lelah?”

Gerard menggeleng “Bukan begitu, aku justru khawatir kamu akan kelelahan. Energiku masih banyak untuk melanjutkan latihan. Tapi aku rasa kamu butuh istirahat, Alana. Besok kita bertemu lagi di sini”

“Gerard benar, kamu harus istirahat, Alana” ucap Joel yang entah sejak kapan berada di sana

“Baiklah kalau begitu. Aku akan kembali ke istana. Sampai jumpa besok, Gerard!”

“Sampai jumpa besok, Alana!” balas Gerard sambil membalas lambaian tangan Alana

“Ayo, teleportasi lebih cepat” ujar Joel sambil mengulurkan tangannya. Alana menerima uluran tangan Joel dan seketika mereka sudah berada di lorong istana

“Kamu senang hari ini?”

“Ya. Aku menikmati latihanku. Punya tongkat ternyata menyenangkan!” seru Alana

Joel tersenyum ketika melihat betapa bahagianya gadis di sampingnya

“Kamu tidak merasa lelah?” tanya Joel lagi

“Sedikit. Tapi aku menikmatinya jadi aku tidak terlalu merasa lelah”

“Besok kamu akan latihan lagi?”

Alana mengangguk “Kata Gerard ada banyak mantra yang belum kupelajari”

“Baiklah” ujar Joel agak kecewa yang ternyata disadari oleh Alana

“Ada apa?”

Keduanya berhenti ketika tiba di depan pintu kamar Alana “Aku ingin mengajakmu melihat latihan kaum werewolf. Kalau kamu mau tentunya“

“Aku mau”

“Tapi bagaimana latihanmu dengan Gerard?”

“Aku bisa meminta Gerard untuk mengajariku sampai siang. Setelah itu aku akan ikut bersamamu melihat kaum werewolf berlatih”

Joel tersenyum mendengar kalimat Alana “Baiklah. Sekarang masuk dan beristirahatlah. Kamu harus menambah energimu untuk besok”

“Baik, tuan!” ucap Alana dengan pose hormat

Joel tertawa kemudian mengacak rambut Alana pelan membuat semburat merah menjalar di wajah cantik gadis itu

“Selamat beristirahat, Alana” ujar Joel sebelum Alana menutup pintu kamarnya

“Selamat beristirahat, Joel” balas Alana



••••



Alana dan Joel tiba di sisi lain field. Di sana sudah ada beberapa orang yang berdiri membentuk lingkaran. Di tengahnya dua orang terlihat saling menyerang satu sama lain. Tidak berselang lama, salah satunya jatuh sehingga sorak-sorai terdengar

“Joel!” seru salah satu orang di sana

“Hai, Rigel”

“Apa kamu kemari untuk latihan? Dan, oh? Siapa gadis cantik ini?”

Alana tersipu mendengar ucapan Rigel kemudian gadis itu mengulurkan tangannya “Aku Alana”

“Nama yang cantik. Aku Rigel”

“Aku William”

“Hei aku juga mau kenalan. Namaku Nico”

Joel yang melihat Alana kebingungan langsung menggeser Alana hingga tersembunyi di punggungnya

“Teman-teman, niatku membawa Alana kesini adalah untuk melihat latihan kaum werewolf

Perlahan kerumunan pemuda itu melonggar dan kembali ke posisi mereka tadi

“Kalau begitu, siapa selanjutnya?” tanya Zarc, pemimpin kaum muda werewolf

“Bagaimana jika kita menonton duel Joel dan Zarc?”

Suasana berubah ramai, sorakan terdengar ketika Nico secara tidak langsung menantang Joel yang adalah pemimpin kaum muda vampir melawan Zarc yang adalah pemimpin kaum muda werewolf

“Oh, ayolah, Nico. Aku kesini untuk menonton bukan bertanding”

“Kurasa duet kecil tidak akan menguras habis energimu, Joel. Alana juga pasti ingin menonton”

Joel menoleh pada Alana yang mengangguk. Pemuda itu akhirnya maju ke tengah lingkaran bersama Zarc diiringi sorakan semua orang disana

“Apa aku bisa menggunakan kekuatan vampirku untuk menyerangmu?” tanya Joel bercanda

“Tentu. Cakarku juga masih tajam” balas Zarc bercanda. Keduanya kemudian tertawa kecil namun setelahnya langsung memasang wajah serius membuat atmosfer semakin menegangkan

“Aku bertaruh Joel yang akan menang” ucap Nico

“Kalau menurutku Zarc yang akan menang. Kalau menurut kamu siapa, Alana?”

Alana menoleh bingung pada William “Ehm.. aku dukung yang menang saja” jawab Alana membuat Nico dan William tertawa

Zarc dan Joel mulai saling menyerang satu sama lain. Berbeda dengan kaum vampir yang rata-rata dapat bergerak dengan gesit, pergerakan kaum werewolf sedikit lebih lamban. Namun serangan kaum werewolf lebih kuat. Alana berani bertaruh, satu pukulan saja dapat membuat tulang seseorang retak

Keadaan makin menegangkan ketika Zarc mendaratkan satu tinjuan pada punggung Joel membuat Joel tersungkur namun dengan cepat pemuda itu berbalik. Momen selanjutnya, Zarc hampir bisa membanting tubuh Joel namun pemuda itu segera berputar membuat serangan Zarc gagal. Pemimpin kaum muda werewolf itu sempat bingung dengan pergerakan Joel yang cepat yang menguntungkan bagi Joel. Joel segera berbalik dan meraih pinggang Zarc dari depan dan mendorong pemuda itu sehingga terkapar di tanah

Suasana menjadi ramai kembali setelah serangan Joel yang terakhir. Joel mengulurkan tangannya pada Zarc dan disambut pemuda itu. Keduanya tertawa sambil beriringan kembali ke tepi lingkaran

“Kamu masih pandai bertarung seperti dulu” puji Zarc

“Dan kamu masih sekuat dulu” balas Joel

“Kalian berdua hebat!” puji Alana

“Terima kasih, nona...”

“Alana”

“Terima kasih, Alana”

“Sama-sama”

“Kita akan beristirahat, latihan akan dilanjutkan sore nanti. Sekarang ayo ke rumahku, kita makan bersama” ajak Zarc

Para pemuda kaum werewolf bersorak senang kemudian berlomba-lomba menuju rumah Zarc

“Alana, kamu juga diundang” ucap Zarc

Alana melirik Joel “Apa boleh?” tanyanya

Joel membalas dengan senyumannya “Tentu”

“Baiklah, aku ikut” ucap Alana membuat Zarc tersenyum senang

“Davee, tolong panggilkan pemuda kaum Chirac. Katakan pada mereka untuk pergi ke rumahku” perintah Zarc

“Baik, Zarc” ucap Davee, anggota termuda klan werewolf, kemudian bergegas mencari pemuda kaum Chirac yang lain

“Ayo, Alana, Joel” ajak Zarc kemudian ketiganya menuju rumah Zarc







thanks for reading!

-airin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

éternelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang