Pertemuan

1.3K 117 18
                                    

7 tahun kemudian.

"Ca!" Panggil Erios dengan wajah sangat marah kepada wanita yang sedang duduk diruang makan.

Carina menatap malas kearah Erios lalu menunggu lelaki itu membuka suara kembali.

"Kamu habis dari mana? Kenapa diam-diam pergi?" Ucap Erios dengan sangat murka.

"Tidak harus setiap aku ngapain harus memberi kamu tahu!" Ucap Carina dengan wajah kesal.

"KAMU BERARI MELAWAN SUAMIMU!" Bentak Erios membuat Carina tersenyum miring.

Mereka menikah 3 tahun yang lalu, setelah lulus kuliah di singapur. Sekarang mereka melanjutkan hidup di negara asing.

"Emangnya aku harus diam setiap kali kamu marah-marah gak jelas?!" Bentak Carina dengan nada meninggi.

PLAK!

Tamparan keras mengenai wajah Carina. Wanita itu menatap Erios dengan senyum miring lalu berjalan pergi kekamarnya.

Bukan sekali dua kali suaminya bermain tangan. Ia merasa salah menerima lelaki untuk menjadi suaminya.

"Nikahlah dengan Erios, papa mohon" Ucap Derry saat Carina baru saja pulang ke Indo setelah menyelesaikan sekolahnya di Singapur.

"Aku gak mau secepat itu!" Ucap Carina membuat Derry menatap dengan mata memelas.

"Papa udah tua nak, kamu anak darah daging papa satu-satunya. Papa mau melihat kamu menikah dengan lelaki yang tepat" Ucap Derry membuat Carina tertawa geli.

"Erios bukan suami yang baik pa" Ucap Carina dengan nada percaya diri.

"Demi papa, papa mohon" Ucap Derry dengan nada memohon.

Erios mengetuk pintu kamar mereka dengan pelan.

"Ca maafin aku, apa sakit?" Tanya Erios dengan nada menyesal.

Carina memeluk kedua kakinya sambil menenggelamkan wajahnya diatas lutut. Ia tidak menangis hanya meneratapi nasibnya yang begitu menyedihkan.

Malamnya, Carina keluar dari kamar hanya menggunakan dress tipis dan terbuka. Erios menatap sang istri seraya menelam ludahnya.

Terakhir kali ia menyentuh istrinya saat malam pertama mereka setelah itu Carina menolaknya.

Carina sedang menunggu air turun mengisi gelasnya. Erios memeluknya dari belakang seraya menenggelamkan wajahnya di lekuk leher istrinya dengan manja.

"Maafin aku" Ucap Erios membuat Carina menahan marahnya.

Carina merasakan jijik setiap kali suaminya meminta maaf dengan segampang itu.

Carina menekan tombol dispenser setelah itu air pun berhenti.

"Aku jijik sama kamu" Ucap Carina dengan pelan tapi sangat menusuk.

Erios menatap Carina dari samping, matanya terlihat tidak bohong.

Erios memutar badan Carina dengan paksa setelah itu mencengkram istrinya dengan tatapan murka.

Carina bisa melihat kemarah lelaki itu sangat jelas.

"Kamu gak bisa memperlakukan aku seperti Lingga memperlakukan aku" Ucap Carina dengan sengaja.

Erios semakin marah setiap kali Carina mengluarkan nama Lingga dari mulutnya.

Erios menarik paska Carina yang meronta meminta lepas. Carina terkejut saat lelaki itu membuka pakaian Carina dengan paksa saat dirinya didorong dikasur.

Ily, Iga! {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang