Persatuan

1.7K 120 8
                                    

"Kenapa?" Tanya Lingga membuat Carina memasang wajah sedih.

***

"Aku gak pantas lagi buat kamu" Ucap Carina dengan wajah tidak percaya diri.

"Aku tidak merasa seperti itu" Ucap Lingga membuat Carina menggeleng.

"Aku gak bisa lagi, aku gak punya waktu berpacaran atau semacamnya. Aku fokus dengan anakku" Ucap Carina membuat Lingga tersenyum bangga.

"Kamu sudah dewasa Ca" Ucap Lingga membuat Carina menggeleng.

"Aku harus menerima kenyataan ini Ga. Janji padaku, jangan menyukaiku sampai kapan pun" Ucap Carina membuat Lingga menggeleng.

"Dari dulu hingga sekarang cuma kamu Ca" Ucap Lingga membuat Carina menggeleng pelan.

Lingga mendekati Carina tapi wanita itu memundurkan langkahnya dengan pelan.

"Jangan mendekat, gak bisa Ga" Ucap Carina dengan wajah memohon.

Carina berlari kecik kekamarnya seraya menahan dirinya.

Esok harinya, Carina berjalan keluar sambil memegang kantong sampah untuk ia buang diluar apartemen.

Carina menatap kearah cafe di seberang. Ia berjalan kesana lalu menatao tempelan kertas untuk mencari seorang kasir.

Carina mencoba melamar kerja disana laku diterima lantaran sangat dibutuhkan.

Carina mengambil shift pagi hingga sore agar ia bisa pulang lebih dulu dibandingkan Lingga.

Uang jajan yang diberikan Lingga sangat banyak malah berlebih-lebih. Lingga berkerja disebuah perusahaan karena ada koneksi disana.

Carina berhasil berkerka diam-diam disana hampir satu bulan, sama sekali tidak ketahuan.

Drt!drt!

Carina tidak bisa mebgangkat panggilan dari Lingga karena sedang bekarja jika ketahuan sang manajer maka gajinya di potong.

Saat jam pulang Carina baru saja mebuka teleponnya lalu menatap 100 panggilan tak terjawab dari Lingga.

Carina menelepon balik Lingga lalu lelaki itu mengangkatnya.

"Kamu dimana?" Tanya Lingga dengan nada marah.

"Aku duduk di Cafe"

"Harusnya kamu memegang hp bukan? Sengaja gak angkat? Aku mencarimu kesana kemari"

"Maaf, aku ke silent"

"Jangan bohongi aku, kamu ngaoain aja tadi? Katakan sebenarnya sebelum aku marah"

"Kamu uda ma-" Carina terdiam saat lelaki itu muncul dihadapannya.

"Habis dari mana?" Tanya Lingga dengan wajah murka.

"Ke cafe yang jauh disana" Ucap Carina sambil menunjuk kesemberang arah.

"Jangan main-main, kamu kerja diseberang cafe kan?" Ucap Lingga yang tepat sasaran.

Ily, Iga! {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang