Bagian sembilan.

1.5K 179 32
                                    


Yoshhh...

Langsung aja nde....

******

Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Jimin langsung di boyong Namjoon menuju apartemen milik namja Kim itu. Apartemen yang sengaja ia beli setelah ia memutuskan menerima perjodohan yang didalangi oleh orang tuanya.

Apartemen mewah di daerah Hannam-dong. Kawasan elit yang biasa diisi oleh para selebriti papan atas negeri ginseng tersebut.

Saat ini keduanya sudah berada didalam apartemen, masih d Ngan keadaan saling diam. Jimin terlihat tak memiliki cahaya di maniknya dan itu membuat Namjoon yang tak suka basa basi jadi gregetan sendiri.

"Kau mandilah, setelah itu kita perlu berbicara..jujur saja, aku tak suka melihat manik mu yang terlihat mati itu..." Ujar Namjoon dengan tatapan tegas

"Kamarku..." Ujar Jimin.

"Kau mandi di kamar kita, Jim. Tak ada drama didalam kehidupan kita..kau bersifat dewasa saja.." ujar Namjoon dengan aura tak ingin dibantah ataupun ditolak

Baru saja Jimin ingin berbicara tapi malah urung karena tatapan dari Namjoon yang entah kenapa malah membuat Jimin menurut.

Seperti yang diperintahkan oleh Namjoon, begitu Jimin selesai mandi, dirinya menuju ke ruang tengah. Dimana terlihat Namjoon yang sudah terlihat santai. Seperti nya namja Kim itu memakai kamar mandi yang lain yang ada di apartemen itu.

"Duduklah, aku tau kau lelah. Tapi ada baiknya aku luruskan satu masalah yang ada dibenak mu" bingung?? Tentu saja pikir Jimin. Tapi dirinya menurut saja

"Aku sudah mendengar kabar kalau setengah jam lalu ayah dan ibu mu berangkat ke Jepang dan mungkin akan menetap disana. Untuk perusahaan yang di Seoul akan aku tangani.." ujar Namjoon sambil melihat reaksi sang istri, namun reaksi Jimin biasa saja.

"Kau tau alasan perjodohan kita???" Tanya Namjoon

"Apalagi kalau bukan untuk investasi saham, keuntungan bisnis, memperkuat jaringan kerjasama dan bla..bla..bla.." ujar Jimin dengan nada mengejek.

"Yakin???" Tanya Namjoon lagi dan itu membuat Jimin teringat dengan perlahan Yoongi tentang clue dan juga bisikan sang ayah saat menuju altar

"Kau salah besar kalau kau mengatakan melulu tentang saham, Investasi, keuntungan..karena semua dilakukan oleh orang tua mu itu untuk hidupmu.. tepatnya untuk keselamatan mu. Pembully an yang menimpa mu, lalu semua yang membully mu mendapatkan ganjaran, apa kau kira mereka akan menerima dengan ikhlas??? Dengan berbesar hati??? Bersabar?? Disaat mereka sudah sejak lama menikmati yang namanya kekayaan dan kecukupan untuk hidup..kau pernah berpikir ke arah sana...???" Jimin menatap lekat Namjoon

"Teror.... bukan hanya sekali, namun berkali-kali yang syukurnya tak pernah kau dapatkan karena ayahmu yang lebih dulu mendapatkan teror yang harusnya ditujukan padamu.., awal teror itu, ayahmu tak perduli namun kelamaan teror itu semakin tak masuk akal dan itu membuat ayah dan ibumu mengambil langkah, tepatnya ayahmu, karena di awal ibumu tak setuju.." ujar Namjoon dan membuat Jimin terdiam

"Mereka tau kau tak akan mau menerima jika dengan alasan seperti itu, karena mereka tau kau akan berusaha untuk melindungi dirimu sendiri.. akhirnya, alasan saham yang mereka keluarkan...dan boom...kau menerima tanpa berusaha bertanya alasan agar kau bisa menolak..." Jelas Namjoon. Namja Kim itu melihat kalau perlahan air mata Jimin mengalir, binar manik bulan sabit Jimin mulai terlihat walau dengan binar sedih. Paling enggak Namjoon bisa mengembangkan salah satu binar, daripada binar mata Jimin kosong..

"Aku sebenarnya juga baru mengetahui alasan kedua orang tua mu dari adikku, Taehyung. Abeoji Park berpikir tak akan ada yang berani berurusan dengan keluarga ku..bukan ingin sombong atau pamer, keluarga ku menguasai dua dunia.. dunia atas dan dunia bawah.. dan jika mereka yang ingin mencelakai mu tau kau sudah menjadi bagian dari keluarga Kim mereka akan berpikir dua kali untuk bertindak nekat, abeoji dan eommonim sangat memperhatikan dirimu.. Jim" Namjoon menatap Jimin yang mulai menangis

unwanted marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang