Bagian dua puluh lima...

1.7K 162 10
                                    


Yoshhh...

Langsung aja lah ya...

******

Yeoja bermarga Min menatap semua yang ada diruangan itu dengan tatapan kesal, jengkel, marah dan segala macam perasaan. Dirinya sekarang ingin teriak tapi di tahan, ingin marah tapi di tahan. Yoongi dalam kondisi menjadi seorang kucing yang memiliki tingkat kesal di atas rata-rata. Tapi ya gitu, oenampakan kucing yang lagi kesal itu kan unyu-unyu.

"Yakin Tae??? Emang dia mau???" Tanya Namjoon lagi

"Harus mau dong, aku paksa nanti..." jawab Taehyung PD.

Bruk......

"Asak bacot aja tuh mulut. Siapa juga yang mau sama mu.." oke sepertinya Yoongi sudah tak bisa menahan diri dan berakhir dengan Taehyung kena geolakan bantal sofa.

"Buahahahhahaha....makan tuh bantal...ahahhahaha" Hoseok berujar membuat pasangan Kim ikut terkekeh.

"Sudahlah, kebetulan Hyung mau pesan makanan nih tuk makan malam...kalian mau gabung???" Tanya Namjoon mengakhiri mari menggoda Yoongi

"Emm..aku pass hyung, aku harus segera pulang. Ada yang ingin aku kerjakan.." Hoseok menolak demgan wajah tak enak

"Aku juga Hyung, eomma tadi berpesan buat menemani eomma kerumah temannya.." Taehyung

"Hooo...hati-hati ooh, nanti belum juga mengenalkan yoongi..kau malah dikenalkan dengan anak dari teman eommonim....kkk" Jimin buka suara dan membuat Taehyung menatap datar.

"Kakak ipar..kau menakutiku eoh???" Tanya Taehyung dan Jimin hanya bisa terkekeh saja

"Apa kau takut?????" Bukan Jimin yang balik bertanya, melainkan sang sahabat, Hoseok

"Enggak lah..kalaupun benar eomma ingin menjodohkan aku dengan anak temannya itu, aku langsung akan menolak..karena aku hanya mau Min Yoongi seorang" jawab Taehyung tegas dan mengakibatkan wajah yoongi memanas, jantung berdetak cepat, dan darah berdesir yang membuat ia merasakan sensasi geli di perutnya. Dan Jimin tersenyum manis saat melirik sahabatnya itu.

Akhirnya tiga tamu yang tetiba nongol padahal tak diharapkan kehadiran mereka itu menghilang dari apartemen pasangan Kim, menyisakan Jimin yang menunggu sang suami untuk bergabung dengannya di meja makan.

"Kajja..kita makan dulu, oke.." Jimin mengangguk kan kepala begitu Namjoon berujar padanya.

Skip..

Seperti biasa, Jimin akan menemani Namjoon di ruang kerja. Namun terlihat Jimin seperti gelisah dan itu jelas menarik perhatian seorang Kim Namjoon.

"Ada apa, Jim??? Katakan" ujar Namjoon, bahkan tanpa mengangkat pandangan dari berkasnya.

"Oppa...apa aku boleh menghubungi eomma dan appa??" Namjoon malah menyerngit heran..

"Kenapa harus ijin??? Aku tak melarangmu untuk menghubungi eommonim dan abeoji, Jimin-ah.." ujar Namjoon.

"Aku..hanya ingin meminta ijin, oppa.."

"Kkk..kau lucu, sayang. Aku senang kalau kau meminta ijin padaku, tapi kalau untuk menghubungi orang tuamu tak perlu ijin ku. Aku menikahimu untuk menyatukan dua keluarga kita, bukan untuk memjauhkanmu dari mereka yang notabene nya adalah orang tua kandungmu.." Namjoon memilih menatap wajah sang istri dengan tatapan lembut dan penuh kehangatan.

Jimin tak bisa membohongi hatinya kalaunia merasa sangat beruntung karena menjadi istri dan Kim Namjoon.

Grep..

"Gumawo..oppa" Jimin memeluk samg suami dari belakang, dan Namjoon harus menoleh sedikit kesamping untuk melihat wajah sang istri.

"Cheonma, sayang...apapun untukmu..gih hubungi eommonim dan abeoji, aku kirim salam...oke" Jimin mengangguk dengan semangat.

unwanted marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang