สิบสอง

372 43 0
                                    

Setelah 5 menit kepergian Tay, New pun memberanikan diri untuk keluar dari selimut itu dan pemikirannya mulai kembali melayang pada sosok Tay.

"Sebenarnya ada apa denganku ini?"

Ditengah kefrustasian dan kebingungan yang sedang melanda New, tiba- tiba suara pesan masuk muncul dari ponsel New.

"Cklingg..." Suara notifikasi pesan masuk.

New pun segera membuka pesan masuk tersebut, dan betapa kaget nya dia melihat nama.

"pho Joss tertera di daftar pengirim pesan itu"
New pun segera membuka pesan itu, takut jika terjadi sesuatu yang penting atau darurat.

"Hai New, selamat pagi. Kamu hari ini ada acara ngak? Kalau ngak, ketemuan yuk, pho tunggu di taman rumah pho jam 2 siang ya. Usahakan tepat waktu ya, karna pho mau ada suprise special buat kamu"
Begitulah isi pesan dari seorang pho Joss, dan New hanya bisa mengernyitkan dahi nya.

"Kenapa pho Joss seakan- akan ingin selalu dekat dengan aku ya? Apa ini ada hubungannya dengan Tay? Maksudku, dia tau nya aku adalah kekasih Tay. Lalu jika terjadi sesuatu, atau pho Joss sedang marah, otomatis aku pun juga kena imbas. Tay BANGSAT, KENAPA KAU MASUKKAN AKU KE DALAM MASALAHMU INI" teriak New smakin frustasi.

"Teruss kalau tiba- tiba aku di introgasi sama pho Joss gmana? Kalau tiba- tiba aku di bunuh gmana? MOMMY, AKU MASIH MAU NGERASAIN RASANYA SEX, NIKAH DLL." gerutu New.

"Kalau aku gak usah dateng aja gmana ya? Ehh tapi kalo si Tay ada apa- apa gimana? Kan kasian dia. Kemaren aja dia udah kayak gitu pas ada aku, apalagi kalo gak ada aku. Jangan- jangan beneran dibunuh lagi Tay sama pho Joss yang ternyata killer itu"

"Atau gue coba telp si Tay kali ya, tanyain gimana kabar dia gitu. Ehh gak dah, nanti kikuk lagi gara- gara semalem. Ohh God, gue musti kek mana sekarang. "Rancuh si New.

"Ahhh telp aja kali ya, daripada gue kepikiran terus"

"Jangan dehh, setelah apa yang terjadi semalem, gue gak punya nyali buat telp dia. Jangankan telp, chat dia aja gue gak berani" ucap New sambil menjambak rambut dia.

"Kenapa ini rasanya lebih sulit daripada ngerjain soal mtk sih. Ohh my God, Tay kenapa lu bawa- bawa gue kedalam masalah lu sih. Ohh ok, gue harus nenangin diri gue dulu, gue harus melepaskan semua ego dan harga diri gue. Sekarang ada hal yang lebih genting daripada ngomongin ego dll, ok fix gue musti telpon si Tay sekarang" New pun akhirnya membuat keputusan, dia mulai membuka kembali ponselnya dan mencari kontak Tay untuk dia telpon.

"Aishattt, gue lupa... Gue gak punya kontaknya Tay. Terus daritadi gue ngapain susah- susah mikirin jawaban atas masalah ini?? Dasar New BEGOOOO " runtuk New atas kebegoan dirinya sendiri.

"Baiklah mau gak mau gue musti dateng nanti jam 2 siang ke rumah itu. Mau hasilnya gue hidup atau mati, yang penting gue mati dalam keadaan berjuang. Berjuang menyelamatkan si jerapah kepala ayam itu. Setidaknya kematian gue dikenang oleh satu orang, itu pun jika si cicak asma itu punya hati dan akal budi buat nginget gue sebagai pahlawan." Omel New lagi.

Jam yang ditunggu pun hampir tiba, kini jam sudah menunjukkan pukul setengah 2 siang.

Sedangkan manusia yang katanya ingin berjuang untuk hidup seseoeang itu pun, sekarang malah sedang asyik tidur cantik di dalam selimut tebal miliknya.

Sejak tadi suara ponsel New tak berhenti bersuara, kini suara panggilan telepon dari ponsel persegi itu pun kembali berbunyi.

Dengan keadaan masih setengah sadar, New mengangkat panggilan itu.

"Hallo" suara New sangat lemas, suara serak khas bangun tidur pun terdengar sekarang.

"New, kerumah ku sekarang. Bantu aku bersiap- siap untuk balik besok" terdengar suara dari seberang.

MILOVAT =END=Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang