สิบเก้า

463 29 2
                                    

Yuhuu author kembali :) :*

tau gak sih apa yang buat mood author balik? semua karna manner of death episode 14 sih, hahahha. gila scene waktu Max ngelamar si Tul dengan tema dikejar- kejar mafia tuh berasa banget feelnya. lamaran yang unik, keren tapi dapet banget kesan romantisnya. Berasa kali, kalau di tembak/ dilamar pakek cara yang unik gitu pasti kalian ciwik- ciwik auto terima dah tuh :v 555.....

bye, silahkan membaca lagi....


keesokan harinya, di sebuah bangunan bertingkat dengan nuansa putih yang dominan terlihat sepasang manusia sedang berdiri dengan saling berpegangan dan salah satunya membawa sebuah bingkisan besar.

"New menurutmu aku harus melakukannya?" Tanya Tay sedikit berat.

"P' ayolah, kau harus meminta maaf kepada P'Lee. Bagaimana pun kasian kan dia sudah kau tonjok begitu. Sudah untung kau tidak dimasukkin penjara kemarin" ucap New sedikit mengomel.

"Ya.. ya itu salah dia, kenapa dia memeluk mu. Aku tidak suka" ucap Tay membela diri.

"TIdak peduli siapa yang salah, jika itu kau lakukan dengan hati kau akan menyadarinya. Ayo kita masuk, ingat jaga sikap P' dan jangan membuat ulah" New mengingatkan.

".........................."Tay masih sedikit berat.

New pun menyeret Tay dan kini mereka sudah memasukki rumah sakit milik sekolah Tay belajar itu. Terlihat di dalam bangunan tu banyak sekali lautan manusia sedang berjalan dengan urusan mereka, bahkan bisa Tay dan New dengar tangisan- tangisan kencang dan teriakan- teriakan di dalam rumah sakit itu.

"P'Tay takut" ucap New polos setelah mendengar suara- suara teriakan dan tangisan dari pasien- pasien dan beberapa keluarga korban yang dirawat di rumah sakit itu. Kini genggaman tangan New kepada Tay semakin erat.

"Kan ada aku.."ucap Tay membaals gengaman erat New.

Kini mereka terus berjalan menuju bagian information, disana terdapat seorang perawat yang sedang mengetik di sebuah komputer tua.

"Permisi" Tay mulai berucap.

"Iya, ada yang bisa saya bantu" ucap perawat itu ramah.

"Bisa saya tau, dimana ruangan mr.Lee Thanat?"Tanya Tay sambil tersenyum tulus.

"Baik, tunggu sebentar saya cek terlebih dahulu" jawab perawat itu membals senyuman Tay.

Melihat pemandangan dihadapannya ini, tentu saja orang disamping Tay langsung melepaskan gengaman tangannya dan mulai enatap penuh kecemburuan kepada mereka.

"LIHAT SAJA TATAPAN PERAWAT GANJEN ITU !!! TAY MILIKKU CUMA AKU YANG BOLEH GITU !! DASAR CEWEK MURAHAN" batin New jengkel.

Sementara itu Tay yang tidak menyadari perubahan sikap pasangannya itu pun hanya bersikap acuh dan menunggu dengan sabar jawaban dari perawat bagian information itu.

"LIAT AJA CARA JALANNYA JALANG ITU !!! DAH KAYAK ORANG MINTA DIKIRIMIN LASER. PELASE DEH, MAU SECANTIK APAPUN DIA, GAK AKAN ADA YANG BISA MENGALAHKAN NEW!" batin new menatap remeh perawat yang telah kembali dari bagian ruangan daftar pasien.

"Maaf sebelumnya, apakah pasien yang bapak maksud adalah seorang kewarganegaraan Thailand?" Tanya perawat itu ramah.

"Betul sekali" jawab Tay halus.

"Dia ada diruangan apel 301"jawab perawat itu sambil tersenyum lebar.

"Dimana itu?" Tanya Tay ingin tau arah letak kamar tersebut.

"Dari sini bapak kea rah kanan terus lurus sampai ada perempatan belok kiri, cari saja nomor 301."jawab perawat itu memberi tahu arah namun posisi wajah mereka sangat dekat sekarang.

MILOVAT =END=Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang