-TCA 8•

30 9 0
                                    

happy reading!!

°°°

"Lusi," panggil Natasha saat Lusi memasuki rumahnya.

Dengan berat hati Lusi berhenti dan menatap Natasha malas lalu menaikkan alisnya bertanya 'ada apa?'

"Gue ada tugas buat lo," titah Natasha membuat Lusi langsung menyatukan alisnya.

Natasha mendekati Lusi dan menunjukan isi room chat Batasha bersama Shakti, Lusi kira wanita dihapannya sudah berhenti mengejar Shakti ternyata belum.

"Hari minggu Shakti ke dufan buat nurutin keinginan Shera," ujar Natasha, dengan perasaan malas Lusi masih mendengarkan Natasha.

"Terus? Apa masalahnya sama gue?" tanya Lusi jutek dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Natasha berdecak kesal melihat tingkah Lusi, "gue mau Shera kehilangan bayinya,"

Sontak mata Lusi langsung membulat sempurna, apa katanya bayi? memangnya Shera sedang hamil?

"Bayi?" tanya Lusi sambil menyerngitkan dahinya.

Elang keluar dari kamarnya dan ikut bergabung bersama Lusi dan juga kakaknya yang sedang membahas Shakti dan Shera.

"Iya, bayi. Shera hamil anaknya Shakti," ujar Natasha.

Oh ya bagus, mereka udah nikah juga. Toh sah sah aja kalo Shera hamil, pikir Lusi.

"Gue mau lo alihin perhatian Shakti dari Shera. Setelah perhatian Shakti ke lo, lo mau cium, peluk atau apalah terserah lo. Sampai nanti Shera liat lo lagi mesra sama Shakti udah itu doang tugas lo," jelas Natasha langsung diangguki Elang yang setuju dengan kakaknya.

"Tapi lo ga ada niatan buat celakain Shera kan?" tanya Elang memastikan jika Shera tidak akan diapa-apakan oleh Natasha.

"Lo ga perlu tau, yang pasti nanti Shera kehilangan bayinya" ujar Natasha pada Elang yang yang merahasiakan rencanya.

Dari pada pusing mendengarkan kakak adik yang sama gilanya ini, Lusi memilih untuk pergi ke dalam kamarnya.

Lusi membuka pintu kamarnya dan melihat Liana sedang makan, senyum Lusi pun mengembang.

"Mama makan sama apa?" tanya Lusi sambil mencium pipi Liana dan duduk di sebelahnya.

"eh udah pulang, sama kaya kemarin. Kamu udah makan?" Lusi mengangguk menjawa  pertanyaan Liana.

Liana selalu mengajarkan Lusi untuk tidak memilih-milih makanan sejak kecil, ya walaupun mereka pernah menjadi orang kaya namun tetap Liana menerapkan hal itu pada putrinya.

"maaf ya Ma, Vita belum bisa kasih Mama makanan yang enak. Andai kalo hidup kita masih kaya dulu ya Ma," ujar Lusi sambil tersenyum gentir.

Liana langsung menyimpan sendoknya dan menaruh piring di hadapannya.

"Vita, dengerin mama. Mama itu ga butuh makanan enak, makanan ini juga udah lebih dari cukup. Kuncinya cuma bersyukur, dengan kita bersyukur makanan apapun bisa terasa enak," jelas Liana sambil menyentuh bahu putrinya.

Dengan cepat Lusi memeluk ibunya dengan sayang, tiada lagi wanita sepertinya di dunia ini. keinginan Lusi hanya satu, membuat bangga wanita yang sedang ia peluk sekarang.

"Mama kok bisa gitu ngerasa bersyukur dalam keadaan Mama yang sulit untuk merasakan bersyukur," tanya Lusi lalu melepaskan pelukannya.

"Padahal hidup kita ini kaya terasa susah banget gitu Ma," keluh Lusi dan menatap mata ibunya.

"Yang mama tau dan mama yakin, Tuhan itu ga akan kasih kesulitan tanpa kemudahan kedepannya. Kita sebagai manusia dan umatnya hanya cukup mengikuti alur yang sudah Tuhan rencanakan sebelumnya. Apa pun situasinya, bersyukur kuncinya," jelas Liana membuat Lusi tertampar.

The Cool AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang