-TCA 11•

40 8 0
                                    

happy reading!

°°°

Tanpa disangka Shakti menampar pipi mulus Lusi cukup keras, sekretaris Shakti yang menatap itu refleks langsung berdiri.

"Apa bedanya sama lo? Kerjaan lo cuma jadi penggoda dan dapet duit," ujar Shakti yang mencengkeram pipi Lusi yang masih memerah.

Perih shit! lirih Lusi yang menatap Shakti sambil menahan perih dan sakit karna cengkeraman kuat tangan Shakti.

"Pergi lo dari hadapan gue ular," lanjut Shakti menekankan kata ular dan mendorong tubuh Lusi.

Lusi meringis tanpa suara yang membuatnya seperti tersenyum miring, matanya mendelik pada Shakti dan juga sekretaris Shakti lalu meninggalkan ruangan Shakti dengan pipi yang terasa perih dan panas.

kaki Lusi terus berjalan sembari memegang pipi kirinya yang mungkin sudah memerah membentuk tangan Shakti.

Lagi-lagi langkah lLusi ditahan oleh seseorang, kali ini mata Lusi yang menatap tajam pada Zafran. Ia kesal pada lelaki dihadapannya yang selalu saja menahan langkah Lusi.

"Ck! Lo punya masalah hidup apa sih sama gue?!" tanya Lusi kesal dengan suara yang meninggi.

Zafran hanya diam lalu menatap pipi kiri Lusi yang memerah, ia sempat melihat saat Lusi ditampar dan dicengkam oleh Shakti.

Melihat wanita dihadapannya sudah kesal dan juga merasakan perih yang ada dipipi Lusi dengan cepat Zafran melepaskan lengan Lusi dan langsung pergi meninggalkan Lusi sendiri.

"SINTING LO!" umpat Lusi langsung saja meninggalkan kawasan kantor Shakti dan masuk ke dalam mobil milik Alga.

Lusi menutup pintu mobil Alga dengan sekuat tenaga membuat Alga yang sedang memainkan hand phone nya terlonjak kaget.

"Lo ken─"

"PIPI GUE PERIH," rengek Lusi lalu menitikan air matanya.

Lusi memang sedang menahan tangis sejak masih berada di dalam ruangan Shakti, namun sebisa mungkin ia menahannya.

"Eh?! Perih kenapa?!" tanya Alga panik lalu memajukan wajahnya untuk melihat pipi Lusi yang memerah.

"Hiks... perih Al," tangis Lusi semakin menjadi saat Alga menyentuh dagu Lusi untuk melihat jelas pipi Lusi.

Alga menarik Lusi ke dalam pelukannya dan membiarkan Lusi menangis di dadanya. sesekali Alga mengelus pelan pipi kiri Lusi.

"Perih kenapa?" tanya Alga saat dirasa Lusi sudah mulai berhenti menangis dan hanya tinggal cegukan yang masih terdengar.

"Ta-di Shak-ti nam-par gu-e," jawab Lusi sedikit tidak jelas karena setiap mengucapkan kata Lusi langsung cegukan.

"Ditampar?!" pekik Alga tidak percaya bahwa Shakti bisa kasar pada seorang perempuan.

Lusi mengangguk dalam pelukan Alga, Alga hanya diam saja sampai menunggu Lusi melepaskan pelukannya.

"Al," panggil Lusi lalu melepaskan pelukannya dan menatap mata Alga.

"Apa?"

"Gue mau makan," pinta Lusi polos dengan suara bindengnya.

Alga hanya tersenyum melihat Lusi yang tiba-tiba meminta makan. Langsung saja Alga melajukan mobilnya menuju tukang nasi goreng langganannya.

"Turun," titah Alga saat sampai di salah satu tempat seperti kios yang sangat sederhana.

Lusi pun turun mengikuti kemana Alga berjalan dan mencari tempat duduk.

The Cool AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang