Adipani melihat sayuran yang sudah mulai layu itu, ikatannya sangat kuat dan sayurannya pun seperti telah dicabut tadi pagi.
Seseorang menjatuhkan sayuran hijau nya disini tanpa sengaja.Dan akhirnya Adipani melewati sayuran itu, dan langkahnya kembali menelusuri jalan menuju pemukiman penduduk.
"Mungkin saja Tuta sudah pulang."
"Permisi." Ujar suara seorang lelaki diluar rumah keluarga Tuta.
Ibu yang sedang memasak sayur itu beranjak pergi kepintu luar untuk membukanya. Sepertinya Adipani telah kembali bersama Tuta.
Setelah Ibu membuka pintu tersebut, rupanya yang mengatakan kalimat tersebut adalah Rasepna. Dan disisinya terdapat Rokhaya.
Mereka sepertinya akan mencari umbi-umbian seperti biasa. Kali ini mereka mengajak Tuta untuk bersenang-senang, menghilangkan beban pikirannya yang lalu. Yang mungkin masih diingat oleh Tuta. Bersenang ke hutan, kegiatan mereka berdua seperti biasa yang sulit ditinggalkan. Entah sudah berapa buah umbi yang mereka cari, sepertinya mencakup ribuan selama masa kecil mereka mencari hingga besar sampai saat ini.
"Rokhaya, Rasepna. Ibu kira Adipani. Ada apa kedatangan kalian berdua?" Tanya Ibu ramah.
"Tuta, ingin mengajak Tuta..." Ucap Rasepna agak kikuk.
Sehingga Rokhaya membetulkannya.
"Kami ingin mengajak Tuta mencari Umbian di hutan."Ibu tersenyum mendengar ajakan yang dilakukan oleh Rokhaya dan Rasepna kepada Tuta.
"Ibu senang jika kalian ingin mengajak Tuta untuk mencari Umbi. Tapi kali ini sepertinya Tuta sedang mencari air. Adipani sedang mencarinya."
Rokhaya dan Rasepna mengerti.
Dan tak lama Adipani datang menuju rumah Tuta. Ia melihat Rokhaya dan Rasepna disana, juga Ibu.
Ibu heran mengapa Adipani datang sendirian tanpa Tuta. Bukankah ia mengatakan, jika ia sedang mencari Tuta?
"Nak. Tuta kemana?" Tanya Ibu, membuat Adipani tak menyangka hal itu terjadi lagi, ia masih belum sepenuhnya percaya, mungkin saja Ibu bercanda. Tapi masa iya Ibu bercanda.
"Ibu yakin? Tuta belum kembali? Saya sudah mencari Tuta di sungai dan dijalan. Saya pikir Tuta sudah pulang." Jelas Adipani.
Sehingga kemudian Ibu jatuh pingsan dihadapan Rokhaya dan Rasepna.
"Ya ampun Ibu."
Ibu jatuh pingsan didepan rumahnya, sehingga Adipani, Rokhaya dan Rasepna mengangkatnya memasuki rumah dan menuju kamar Ibu untuk dibaringkan.
Ibu terpukul, Tuta anak bungsunya hilang kembali tanpa sahabatnya tau.
Rokhaya mengecek keadaan Ibu, apakah Ibu sedang sakit sebelumnya? apakah suhu tubuhnya panas? Namun Rokhaya mengecek kondisi Ibu, jika Ibu kemungkinan syok karena Tuta tidak dapat ditemukan kembali.
"Kemana kau Tuta?" Lirih Rokhaya.
Adipani bergegas akan mencari Tuta ke dalam hutan. Mungkin saja ia berada didalam hutan sana sedang mencari sesuatu. Tidak mungkin Tuta hilang kembali tanpa suatu alasan dan suatu peristiwa aneh. Mungkin saja karena peristiwa aneh yang telah menimpanya kembali.
"Aku akan mencari Tuta kembali di hutan. Rasepna, kau jaga Ibu dan Rokhaya disini." Pintanya. Rasepna mengangguk setuju.
Adipani melangkahkan kedua kakinya keluar rumah, dan menuju arah hutan. Siapa tau Tuta berada didalam hutan sana. Dan ia akan memberitahukan kepada Tuta jika bertemu disana, bahwa situasi dirinya sedang tidak aman takut akan terjadi sesuatu seperti kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelimut (Revisi) END ✓
Terror(Horror Mitologi) "Dia kembali." "Dia siapa?" "Roh hutan. Dia yang akan membunuhnya" Saat itu juga, muncul sebuah kaki besar yang berwarna seperti kayu tua. Namun amat kering juga keriput. Setelah itu diikuti kepala yang amat besar berwajah tirus...