Note : part ini khusus untuk part Kevin yang menceritakan kilasan baliknya saat ketemu sama Nara yaa guys...
Happy reading ✨✨
_______________________________Saya akan menjadi sayap pelindungmu. --- Revano Kevin Agustio.
***
"KAK NEY, MANGGANYA MAU BERAPA BIJI?"
Kevin spontan mendongak dari layar ponsel menatap gadis yang baru saja berteriak kencang di depan rumah yang akan dia tempati dengan keluarganya. Ibarat mesin scanner, manik mata Kevin menelusuri penampilan gadis itu dengan kening mengernyit. Gadis di hadapannya itu menggunakan celana training berwarna biru cerah dengan dipadukan koas oblong kebesaran berwarna putih. Rambut gadis itu digulung tinggi dengan asal, benar-benar penampilan yang sangat berantakan menurut Kevin.
"YANG BANYAK POKOKNYA!"
Teriakan itu bisa Kevin tebak sebagai sahutan dari teriakan gadis urakan di hadapannya ini. Kevin heran, mengapa harus berteriak-teriak seperti itu? Memangnya mereka tinggal di hutan belantara?
"OKEEEEY."
Kevin dapat melihat gadis itu menggulung lengan kaos setelahnya mulai memanjat pohon mangga yang ada di samping rumah gadis tersebut. Mulut Kevin menganga lebar melihat begitu lihainya gadis urakan itu memanjat pohon mangga yang terbilang cukup tinggi. Kevin merasa kalah dengan gadis itu karena selama ini dia kalau memanjat pohon masih dibantu dengan tangga.
Setelah mengumpulkan lumayan banyak buah mangga ke dalam kantong plastik hitam, gadis dengan penampilan urakan itu menuruni pohon dengan begitu cepat dan lihai, persis seperti monyet. Pikir Kevin.
"Vin, gimana kita fix kan pindah ke sini? Letak komplek ini juga strategis soalnya dekat sama sekolah Sindy dan Farel. Kampus kamu juga lumayan dekat dari sini."
Kevin menoleh ke arah Papinya setelah melihat gadis pemanjat pohon mangga itu lenyap masuk ke dalam rumah.
"Kevin ngikut aja, Pi. Kalo memang letaknya strategis, yaudah kita pindah ke sini aja," sahut Kevin kepada Papinya sembari memasukan ponsel yang sedari tadi di tangannya ke dalam saku celana.
Pria paruh baya dengan perut buncit itu tersenyum dan menepuk-nepuk pelan pundak Kevin. "Oke kalau gitu, Papi kabari Mami dulu ya."
Itulah awal mula Kevin bertemu dengan Nara. Yah, si gadis pemanjat pohon mangga itu adalah Nara. Dua minggu kemudian Kevin beserta keluarganya pindah ke komplek Anggrek. Papinya sengaja memesan mobil pick up untuk mengangkut barang-barang mereka. Kevin dan keluarganya kini tampak sibuk menurunkan barang-barang dari mobil pick up hitam tersebut. Sindy dan Farel terlihat berebut bantal usang yang memang menjadi bantal kesayangan kedua Adiknya itu, sedangkan Papinya sibuk menata beberapa barang di ruang tamu, yang akhirnya beranjak menemui sang istri dan Kevin mengangkat kumpulan buku-bukunya yang disusun pada beberapa kardus ke dalam kamar yang akan ditempatinya. Hanya Maminya yang terlihat tengah menyapa tetangga depan rumah mereka.
"Mas sini kenalan dulu sama tetangga baru kita," panggil Maminya kepada Kevin.
Kevin yang tengah mengangkat kardus terakhir yang berisi buku-buku, terpaksa berjalan menghampiri Mami, Papi, kedua Adiknya serta dua orang perempuan yang Kevin tebak sebagai tetangga mereka.
"Dia Kevin, anak sulung kami. Kevin udah kuliah semester akhir," ucap Mami mengenalkannya pada dua perempuan yang ada di hadapan mereka.
Perempuan hamil itu tersenyum pada Kevin yang dibalas olehnya dengan senyuman tipis. Manik mata Kevin beralih menatap perempuan---bukan, lebih tepatnya seorang gadis yang ada di samping perempuan hamil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Kepal Milo (TAMAT)
Ficción General"Mas itu kayak Es kepal Milo!" "Kenapa begitu?" "Kalian sama sama dingin. Tapi, ada manis manisnya." Nara Ghisellia Almara, diam diam memperhatikan Revano Kevin Agustio--tetangganya sekaligus orang yang paling tidak menyukai akan kehadiran Nara. S...