Mas itu kayak teka-teki silang. Susah untuk di tebak dan semakin membuat Nara penasaran. ---- Nara Ghisellia Almara.
***
"GOOOOOLLLLL....."
Sorak penonton menggema memenuhi lapangan futsal kali ini. Dinda langsung menghampiri Nara dan ber-tos ria. Yah, Nara baru saja membobol gawang tim lawan. Raut bahagia tercetak di wajah cantik Nara. Gadis absurd itu terlihat melompat-lompat kesenangan. Jersey biru dengan namanya di punggung serta celana olahraga pendek dan sepasang sepatu bola melekat pada diri Nara.
Setelah lomba lari marathon, peserta dan panitia di beri waktu beristirahat sebentar. Setelah itu pertandingan futsal putra di gelar dan di menangi oleh tim Fauzan dan kawan-kawan. Kevin nggak ikut main. Laki-laki dingin itu hanya memantau jalannya pertandingan. Dan kini pertandingan futsal putri tengah berlansung seru karena tim Nara unggul atas tim Suzan. Nara berhasil membobol gawang tim Suzan sebanyak dua kali. Pertandingan baru berjalan satu babak. Menyisakan satu babak lagi.
Nara meneguk minumannya hingga tandas. Dia memang sangat haus karena berlari kesana kemari merebut si kulit bundar dari lawan dan mempertahankan si kulit bundar itu dari gocekan lawan.
Timnya yang terdiri dari lima orang juga sama capeknya seperti Nara. Setelah dua tahun lamanya, Nara akhirnya bisa juga merasakan bermain futsal lagi. Semasa Nara sekolah dulu, gadis itu aktif dalam ekscool futsal. Bahkan Nara pernah di tunjuk sebagai kapten tim. Padahal Nara merasa saat itu skillnya nggak bagus-bagus banget. Entahlah Nara juga herman, eh maksudnya heran.
"Nana, semangat, Nana!!!"
Kalian sudah tau 'kan siapa yang teriak-teriak nama Nara dengan sebutan 'Nana'? Yah, dia Aswan alias si Awang hujan. Nara melempar pandanganya ke arah utara, dimana Aswan berteriak heboh dengan properti ala-ala cheers di tanganya.
Nara menggeleng dan memutar kedua bola matanya. Kok ya punya sahabat sama gesreknya seperti dirinya?
Libur semester Aswan gunakan untuk bertemu dengan Nara. Saat Nara tadi tengah mengumpulkan data peserta lomba lari Marathon sesuai perintah Kevin, gadis itu di kagetkan dengan kedatangan Aswan yang mendadak seperti tahu bulat yang di goreng dadakan, lima ratusan, gurih-gurih enyoii.
"Mas-mas ganteng di sana, pacar mbak Nara, ya?"
Nara langsung menoleh ke samping. Menuatkan alisnya ke arah Dinda yang tadi bertanya kepadanya. Telunjuk gadis berhijab itu mengarah kepada Aswan yang masih terlihat heboh. Seperti cacing kepanasan.
Nara menggeleng, kuat. Hingga rambut hitam yang di ikatnya tinggi terlihat menari-nari. "Bukan. Nara mana mau pacaran sama orang nggak jelas kayak gitu," sanggahnya.
"Trus, si Mas-nya siapa dong? Kok dari tadi teriak-teriak nama mbak Nara terus? Nggak mungkin orang gila nyasar, kan?" Kening Dinda mengerut tanda gadis itu bingung.
"Dia sahabat Nara," jawab Nara enteng.
Dinda mengangguk dan ber-oh panjang. "Untung cuma sahabat ya," celetuknya.
Kini gantian kening Nara yang mengernyit. "Maksudnya?"
Dinda mengulum senyumnya. "Kalo cuma sahabat, kan, saingan Mas Kevin nggak ada. Trus saya bisa deketin si Mas-mas ganteng itu."
Nara berdecak dan menggelengkan kepalanya. "Namanya Aswan," beri tau Nara. "Lagian kenapa Mas Kevin merasa tersaingi?" tanyanya bingung.
"Yakan mas Kevin suka sama mbak Nara," jawab Dinda cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Kepal Milo (TAMAT)
Ficção Geral"Mas itu kayak Es kepal Milo!" "Kenapa begitu?" "Kalian sama sama dingin. Tapi, ada manis manisnya." Nara Ghisellia Almara, diam diam memperhatikan Revano Kevin Agustio--tetangganya sekaligus orang yang paling tidak menyukai akan kehadiran Nara. S...