Kalau misalnya saya ini duda, apa kamu masih mau sama saya? --- Revano Kevin Agustio.
***
"Mas bagusan mana, ini atau ini?"
Nara mengangkat dua buah mainan lucu yang ada di tangannya untuk ditunjukan kepada Kevin. Lelaki yang sudah sah menjadi pacarnya itu tampak berpikir, menentukan benda lucu mana yang akan dipilihnya.
"Dua-duanya bagus," jawab Kevin setelah beberapa saat berpikir.
Nara mencurutkan bibirnya. Dia juga tau dua mainan yang ada di kedua tangannya itu bagus, justru karena keduanya bagus dan lucu Nara menjadi bingung memilihnya. "Mas enggak bantu banget sih," kesal Nara kembali meneliti kedua mainan tersebut.
Kevin yang ada di samping Nara menghela napas pelan. "Kenapa enggak pilih dua-duanya aja? Kan sama-sama bagus," usul Kevin sembari mengelus lembut rambut Nara yang diikat satu dengan asal.
Nara kembali menatap Kevin. Tatapan dari mata bulat gadis itu sangat mampu membuat degup jantung Kevin berdegup kencang. Lama mereka saling tatap, hingga Nara terlebih dahulu memutuskan kontak mata mereka, padahal Kevin sangat ingin terus bisa menatap kedua bola mata indah Nara.
"Mubazir kalau beli keduanya, Mas." Nara kembali menatap mainan lucu tersebut. "Mending beli salah satu, biar bisa hemat juga," lanjutnya menyunggingkan senyuman manis.
Kevin mengambil alih kedua mainan tersebut dari tangan Nara. "Kalau gitu, biar saya aja yang beliin ini buat kamu. Biar uang kamu tetap aman. Gimana?"
Nara menggelengkan kepalanya. "Enggak. Kan yang mau beli mainan ini Nara bukan Mas."
"Kenapa enggak? Emang salah kalau saya bayarin mainan ini buat kamu? Kan kamu pacar saya."
Nara kembali menatap Kevin. "Nara memang pacaranya Mas, tapi Nara enggak mau ngerepotin Mas. Lagian uang Nara masih ada kok buat beli mainan ini." Nara memasukan mainan squishy berbentuk buah nanas ke dalam keranjang belanja. Dan menaruh kembali squishy berbentuk buah semangka ke rak mainan yang ada di hadapannya. "Bagi Nara, selagi mampu dan bisa, Nara enggak mau meminta bantuan. Karena Nara enggak mau merepotkan, walau yang Nara repotkan itu adalah keluarga atau pacar Nara sendiri." Kedua sudut bibir Nara tersinggung setelah menyelesaikan kalimatnya.
Walau dari luar orang berpikir jika Nara adalah gadis manja, tapi sebenarnya gadis itu adalah gadis yang sangat mandiri. Nara paling tidak suka menjadi beban orang lain, bahkan menjadi beban orang-orang tersayangnya. Nara semampu mungkin untuk berdiri sendiri tanpa menyulitkan atau merepotkan. Sifat Nara ini lah yang sering membuat keluarganya geleng-geleng kepala. Kalau kata Neysilla, Nara ini gadis yang kelewatan mandiri.
Bahkan untuk urusan kuliah, Nara lebih memilih bekerja terlebih dahulu agar bisa menghasilkan uang untuk biaya kuliahnya nanti. Padahal Bang Willy serta Neysilla sudah bersedia membiayai kuliah Nara hingga gadis itu lulus, namun Nara tetap menolak.
Kevin ikut tersenyum. Dia suka Nara yang mandiri, tapi dia lebih suka Nara yang bergantung kepadanya. Karena Kevin ingin Nara mengandalkannya sebagai lelaki gadis itu. Tangan Kevin terulur mengambil squishy berbentuk buah semangka yang sudah diletakkan Nara ke rak mainan dan memasukkan mainan tersebut ke dalam keranjang yang ditenteng oleh Nara.
"Lho kenapa dimasukin, Mas? Nara milih squishy nanas bukan semangka," tanya Nara bingung.
"Saya mau beli squishy semangka," jawab Kevin santai.
"Tapi----" Ucapan Nara terpotong karena Kevin sudah mendekatkan wajahnya dengan Nara, membuat gadis itu menahan napas seketika.
"Uang saya enggak akan habis hanya membeli mainan ini, Nara," bisik Kevin pelan tepat di telinga gadis itu, seakan menjawab kekhawatiran Nara tentang uangnya yang akan berkurang jika membeli mainan tersebut. Sengaja Kevin berlama-lama dengan posisinya saat ini. Hembusan napas Kevin yang menerpa leher jenjang Nara membuat gadis itu merinding sekaligus meredam detak jantungnya yang berdegup kencang, tidak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Kepal Milo (TAMAT)
Ficção Geral"Mas itu kayak Es kepal Milo!" "Kenapa begitu?" "Kalian sama sama dingin. Tapi, ada manis manisnya." Nara Ghisellia Almara, diam diam memperhatikan Revano Kevin Agustio--tetangganya sekaligus orang yang paling tidak menyukai akan kehadiran Nara. S...