Kodratnya, kalau perempuan lagi ngambek, tingkat ke-Bar-bar-an mereka akan melejit meningkat. Betul atau betul? --- Aswan Pradipta.
****
"Kak Nana... Tata kangen..."
Suara cempreng Tata hal pertama yang menyambut kedatangan Nara dan Aswan. Nara langsung turun dari motor matic Aswan dan berlari menghambur memeluk tubuh mungil Tata. Mereka terlihat heboh dalam pelukan masing-masing.
Aswan yang melihat tingkah dua gadis gila itu hanya bisa menggelengkan kepala. Sudah Aswan bilang kan tadi, jika Nara dan Tata bersatu, kehebohan mereka akan menggemparkan seantero komplek.
Aswan memarkirkan motor maticnya di samping motor besar milik Bang Jeffri---Kakak sulungnya. Biasanya laki-laki berlesung pipi itu menggunakan motor besar ini jika sedang turing saja, untuk bekerja sehari-hari, Jeffri lebih nyaman menggunakan mobil pribadi.
Tas ransel yang berisikan pakaian serta leptop Nara, di sandang oleh Aswan. Nara melupakan tasnya karena sudah asik berhahah-hihihi dengan Tata di depan pintu rumah. Dasar cewek-cewek rempong! Dumel Aswan dalam hati.
"Ngobrolnya di dalam kali, guys. Kalian halangi jalan tau, nggak?" celetuk Aswan membuat kedua gadis itu menatapnya malas.
"Bawang berisik, deh!" cetus Tata kepada Aswan.
Aswan menjitak kepala adiknya itu. "Nama gue Aswan, bukan bawang!"
Tata melayangkan tatapan protes kepada Aswan, karena kakaknya itu menjitak kepalanya seenak udel. "Bawang itu kan singkatan dari Bang Wawang."
Tata sejak kecil memang memangil Aswan dengan sebutan Bang Wawang. Gadis itu menambah huruf 'G' di akhir namanya sehingga yang tadinya Wawan menjadi Wawang. Aswan paling sebal jika Tata sudah memanggilnya dengan nama itu. Kadang laki-laki itu membalasnya dengan menyebut nama Tata menjadi Tatang. Mereka berdua memang tidak pernah akur. Walau nggak pernah akur, Aswan akan selalu menjaga Tata dari apapun itu.
"Gue nggak suka lo manggil gue dengan sebutan itu! Panggil gue Kak Wawan atau Wawan aja tanpa embel-embel Kak juga gapapa, asal jangan panggil gue Bawang! Ntar di kira gue bumbu masak lagi!" Aswan mendumel berkepanjangan.
Dari dalam rumah, sosok wanita paruh baya yang tampak anggun pada usianya yang sudah nggak muda lagi, muncul merelai pertikaian kecil antara Aswan dan Tata. Sedangkan Nara hanya bisa menjadi penonton saja. Dia suka keributan antara kakak beradik itu. Menurutnya hal itu bisa mengurangi rasa kesalnya kepada Kevin.
"Berantemnya di tunda dulu ya... Kalian nggak kasian sama Nana? Ada tamu kok di anggurin, sih?! Bunda nggak pernah ngajarin kalian kayak gitu, ya!"
Aswan dan Tata langsung bungkam mendengar omelan sang bunda tercinta. Wanita paruh baya itu langsung memeluk tubuh mungil Nara yang di sambut dengan suka cita oleh gadis itu. Satu hal lagi yang membuat Nara nyaman berada di antara keluarga Aswan, yaitu kasih sayang Bunda Aswan yang membuat Nara merasa kembali memiliki sosok ibu dalam hidupnya.
"Kamu apa kabar, Na?"
"Alhamdulillah baik, Bun. Nana kangen banget sama Bunda, udah lama nggak ketemu soalnya," jawab Nara kembali masuk kedalam pelukan hangat wanita paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Es Kepal Milo (TAMAT)
Ficção Geral"Mas itu kayak Es kepal Milo!" "Kenapa begitu?" "Kalian sama sama dingin. Tapi, ada manis manisnya." Nara Ghisellia Almara, diam diam memperhatikan Revano Kevin Agustio--tetangganya sekaligus orang yang paling tidak menyukai akan kehadiran Nara. S...