Class of the Roosters! (93line)

Love You More

Flashback Tadi Malam

Sepasang muda mudi terlihat berjalan bergandengan tangan di trotoar yang tak banyak dilintasi orang. Tak heran, karena jam sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh malam.

Senyum bahagia terpatri jelas di wajah keduanya, bahkan gelak tawa tak jarang terdengar saat mereka saling bertukar cerita dan beradu tatap. Orang yang melihat pasti akan langsung tahu kalau dua insan tersebut sedang dilanda asmara.

"Rasanya aneh gak sih?" Tanya Eunji seraya menengok ke arah laki-laki yang berjalan sejajar dengannya.

"Aneh? Kenapa?" Wonho balik bertanya tanpa mengendurkan rona bahagia di parasnya yang tampan.

"Ya aneh. Kita dua setengah tahun sahabatan, trus hari ini kita malah pacaran," manik kehitaman Eunji kini jatuh ke sepasang sepatu bootsnya yang tetap melangkah ke depan.

Wonho terdiam sesaat, mencoba memahami pertanyaan yang diberikan gadis bersurai hitam yang makin panjang itu. "Gak kok. Gue ngerasa baik-baik aja, malah perasaan gue jauh lebih bahagia sekarang."

"Beneran?" Berniat menggoda sang lelaki, Eunji mendongak lagi sambil mendorongnya pelan menggunakan bahunya.

"Iya. Mungkin karena selama ini gue memang ngarepin hubungan kita lebih dari temen, Nji," giliran Wonho yang menunduk. Pemuda itu merasa kalau pipinya kini memerah karena malu.

"Trus kenapa lo gak bilang dari dulu?" Selidik Eunji penasaran, namun ia diam-diam menikmati ekspresi pacar barunya yang tampak menggemaskan baginya.

"Gimana mau bilang? Lo pacaran sama Hongbin trus lo banyak punya temen deket cowok. Gue takut kalo perasaan gue cuma bertepuk sebelah tangan dan gue malah kehilangan lo karena terlalu percaya diri ngakuin perasaan gue," cerocos Wonho seraya mengerlingkan matanya pada sang gadis.

Eunji yang melihat lagi perubahan ekspresi pemuda bermarga Lee itu, akhirnya tidak dapat menahan senyum. "Kita ternyata sama-sama bodoh ya?"

"Eh?" Wonho menghentikan langkah dan memandang Eunji dengan tatapan bingung. "Maksudnya, lo juga selama ini ngerasain yang sama?"

Eunji pun ikut berhenti dan membiarkan tubuhnya kini berhadapan dengan lelaki berpostur kekar itu. "Gue juga awalnya gak yakin sih. Cuma gak tahu kenapa, tiap ada dideket lo gue ngerasa nyaman. Tapi gue gak berani berpikir lebih dari itu karena takut salah mengartikan perasaan."

"Trus, kenapa jadian sama Hongbin? Lo emang sempet suka beneran sama dia kan?"

"Iyalah, mana mungkin gue mau jadian sama orang kalo gak punya perasaan khusus," jawab Eunji enteng yang membuat air muka Wonho berubah sedikit kesal. "Tapi ya itu, di saat gue udah sama Hongbin pun, gue tetep gak bisa jauh dari lo. Tetep aja gue ngerasa ada yang kurang kalo satu hari itu gak dapet ketemu atopun ngobrol random sama lo. Gue jahat gak sih namanya ke Hongbin, Ho?"

Senyum yang sempat memudar di wajah Wonho pun kini kembali terkembang. Diraihnya kedua tangan Eunji sebelum ia menarik tubuh mungil itu ke dalam pelukan. "Gak juga, Nji. Seperti yang lo bilang tadi, kita berdua emang sama-sama bodoh atau lebih tepatnya takut mengambil resiko kehilangan satu sama lain. Makanya kita pada akhirnya memilih untuk menyimpan perasaan kita masing-masing. Sampai pada akhirnya kita mencoba dengan orang lain, tapi nyatanya kita berdua gak bisa lepas satu sama lain."

Eunji yang kini membiarkan kepalanya bersandar di dada lebar sang kekasih, hanya memberi anggukan kecil. Apa yang disimpulkan Wonho memang benar adanya dan ia merasa beruntung karena pada akhirnya, walaupun cukup lama, ia bisa memastikan perasaanya pada orang yang tepat.

Sepasang insan itupun berpelukan dengan erat. Eunji memejamkan matanya supaya dapat merasakan kehangatan tubuh sang kekasih sekaligus membiarkan hidungnya menghirup aroma maskulin dari parfum Dior yang menempel pada coat yang dipakai sang lelaki.