Trouble

233 33 21
                                    

Q&A #10:

Q: Gimana sih suka dukanya berkompetisi sama pacar sendiri buat jadi siswa terbaik di kelas? 

Dasom: "Sukanya seru sih, jadi makin terpacu untuk selalu jadi yang terbaik. Kalau duka-nya, topik obrolan kalo lagi pacaran pun gak jauh-jauh dari ngebahas pelajaran. Jadi agak ngebosenin gimana gitu..."

🐣🐣🐣

Mentari pagi yang masuk melalui celah jendela berhasil membuat mata Jung Eunji yang semula terkatup semalaman, perlahan terbuka.

Ia mengerjap sekali, dua kali, hingga akhirnya tersadar bahwa ia terbangun bukan di kamar miliknya.

Cat dinding pastel, tirai kamar berwarna abu-abu, hingga pigura pembalap motor yang terpajang memenuhi sebagian tembok dan wangi musk yang kuat dari seprai yang terpasang sungguh jauh dari kata feminim.

Walaupun sadar itu bukanlah kamarnya, tidak ada rasa terkejut ataupun takut menyergap batinnya. Malah, ia merasa terbangun dengan perasaan nyaman.

Kening Eunji berkerut, mengingat dengan jelas bagaimana ia bisa berakhir di tempat itu. Bersamaan dengan kesadarannya yang mulai berangsur terkumpul, aroma kopi yang khas menyapa hidungnya.

Wangi menusuk itu berhasil membuat tubuhnya yang semula terbungkus selimut tebal, bangkit dari posisi nyaman.

"Ini rumah Wonho. Ya, tadi malam aku diantar Hongbin kesini karena Wonho sakit," gumamnya seraya menjejakkan telapak kakinya di ubin yang dingin.

Setelah melakukan sedikit peregangan, Eunji pun melangkah menuju luar kamar.

Saat pintu cokelat itu terbuka, ia langsung disambut pemandangan yang tak biasa dilihatnya di setiap pagi. Seorang laki-laki berpostur atletis, kini sedang berdiri di belakang meja dapur sambil mengaduk minuman yang baru saja diseduhnya.

Mendengar suara pintu terbuka, pemuda yang rambut hitamnya masih sedikit berantakan itupun mengangkat wajahnya untuk kemudian mengembangkan senyum lebar, menegaskan ketampanan yang dimiliki.

"Selamat pagi! Nyenyakkah tidurmu tuan puteri?" Sapanya sementara Eunji berjalan mendekat.

"Um," gadis itu mengangguk dan memandangi dua cangkir di hadapan Wonho. Satu cangkir terisi penuh oleh teh hitam, sementara cangkir lainnya berisi kopi yang setengahnya sudah diminum.

"Gue buatin lo teh anget, kan lo ga bisa ngo-"

Belum selesai Wonho berbicara, Eunji mengambil cangkir yang seharusnya menjadi milik Wonho dan mulai menyeruput isinya yang masih agak panas.

"Nji, itu punya gue..." dengan mata terbelalak, Wonho memandangi gadis yang tengah menikmati sisa kopi di cangkirnya.

"Ternyata enak. Kayanya gue abis ini bakal mulai suka kopi deh," ujar Eunji sambil menyerahkannya kembali pada sang pemilik. "Aromanya kecium sampai kamar, makanya gue penasaran pengen nyoba."

Wonho pun melongo melihat cangkirnya yang kini nyaris kosong, hanya tersisa bubuk kopi yang berada di dasar. Ia terkejut bukan karena sang gadis meminum kopi untuk pertamakali.

Mereka sudah biasa saling cicip makanan satu sama lain, tapi selalu menggunakan sendok yang berbeda.  Wonho terkejut karena itulah kali pertama Eunji minum dari cangkir yang sama dengannya.

"Ho, lo ada sikat gigi baru? Minta donk,"

Lamunan Wonho buyar dan ia pun mendapati Eunji sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. "O-Oh, ada kok. Cari aja di bufet di dalem. Ntar lo ambil salah satu."

Class of the Roosters! (93line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang