Heartbreak Anniversary

130 25 8
                                    

Beku.

Itu yang ia rasakan tatkala tiba tepat didepan pintu apartemen berwarna putih tersebut. Cuaca di luar memang tengah dingin karena Seoul sedang ditutupi salju. Pun lelaki berparas tampan itu telah mengenakan mantel panjang dan tebal untuk melindungi tubuhnya dari hipotermia, ia tetap merasakan kebekuan itu.

Tepatnya setelah ia membaca pesan di grup chat kelasnya.

Tangan kanannya yang semula memegang ponsel, langsung ia masukkan ke dalam saku mantel bulunya. Sementara tangan yang satu- yang tengah menggenggam sekuntum bunga mawar merah, ia sembunyikan ke belakang punggung.

Hatinya pun seketika seperti mendapat sayatan, kecil namun tetap menyakitkan. Pikirannya pun terus bergolak mencoba percaya dan yakin bahwa hubungan keduanya belum sampai ke babak romantisme.

"Ya, Eunji sudah bilang dengan jelas bahwa mereka tidak berpacaran. Kesempatan gue belum hilang,"

Selesai mengatakan itu pada dirinya sendiri, tangan kanannya ditarik dari dalam mantel untuk menekan tombol bel dengan penuh keyakinan.

Tak perlu menunggu lama, sesosok gadis mungil yang membiarkan surai hitam panjangnya terurai, membukakan pintu untuknya.

"Hongbin?"

Mata sipit gadis itu melebar beberapa saat, namun Hongbin bisa tahu kalau tidak ada gurat keterkejutan berarti terpampang di wajahnya.

Tentu saja, karena berkat 'mulut ember' Song Minho, seisi kelas bahkan sudah tahu kalau ia akan memberikan hadiah Valentine berupa sekuntum bunga untuk Jung Eunji.

"Hai Ji, gue gak ganggu lo kan?" Hongbin sengaja menggunakan kalimat pertanyaan itu untuk memastikan kalau tidak ada 'orang' tersebut tengah bersamanya.

Eunji tak langsung menjawab, gadis yang sore itu mengenakan kaos putih dan celana training hitam, nampak mengerjapkan matanya beberapakali sebelum menggeleng. "Gak kok, masuk yuk diluar dingin."

Tawaran itupun langsung mendapat persetujuan dari sang tamu. Ditutupnya pintu apartemen dibelakangnya, sebelum Hongbin melepas sneakers putihnya dan mengikuti tuan rumah menuju ruang tengah.

"Lo mau minum apa? Biar gue buatin," tanya Eunji, nampak sedikit canggung. Ia bahkan tak menyadari lelaki yang bersamanya sekarang tengah melirik ke seisi ruangan.

Lee Hongbin ingin memastikan bahwa tak ada orang lain selain mereka.

"Apa aja boleh, yang penting anget," jawabnya kemudian sebelum duduk di sofa hitam panjang.

Eunji mengangguk mengerti dan langsung berjalan menuju dapur. Sementara mata Hongbin kini terpaku pada sebuah buket bunga berwarna dominan biru yang diletakkan di nakas dibawah televisi.

Lagi-lagi hatinya terasa sakit.

"Lee Hoseok..." gumamnya pelan seraya matanya menyipit memandang ke arah depan.

Kurang dari dua menit, Eunji pun sudah kembali membawakan dua mug berisikan teh hangat dan diletakkannya di atas meja.

Hongbin pun sudah membuka jas tebalnya.

"Minum Bin, mumpung masih anget," tawar Eunji ramah sambil membiarkan dirinya duduk disamping tamunya.

Pemuda itu mengangguk namun tak langsung mengambil gelasnya. Ia malah menyodorkan bunga yang sedaritadi disembunyikannya dibelakang punggung, beserta sebuah kotak kecil pada sang gadis.

"Happy Valentine, sori gue telat sehari," memamerkan lesung pipinya yang dalam, Hongbin pun tersenyum pada Eunji yang tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Tapi sebenarnya gue sengaja sih, karena kalau kita masih pacaran hari ini adalah tanggal anniversary kita."

Class of the Roosters! (93line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang