"YOU" {NoHyuck} || END

"GUDANG"

"GUDANG"

"Hai?"

Haechan, hanya diam menatap orang asing yang tiba-tiba menyapanya.

Orang itu berjalan mendekati Haechan yang masih berdiri menatap ke arahnya dengan ekspresi bingung.

"Kenalin gue Nancy"

"Uum?"

"Gak usah tegang gitu mukanya, gue ke sini cuma mau kasih ini" cewe itu memberikan amplop berwarna ungu pada Haechan.

"Ini apa?" tanya Haechan.

"Gue gak tau, itu dari Mark"

"Kamu kenal Mark hyung?"

"Hahaha... iya lah, gue kan satu kelas sama Mark"

Haechan, hanya ber Ohhh ria sambil mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Ehhh iya Chan, gue pergi dulu ya" ucap Nancy yang di anggukki oleh Haechan.

Haechan, menatap amplop itu dan senyum tipis terlihat di wajahnya, "apa Mark hyung membuka hatinya untukku? tapi kenapa gak ngomong langsung aja?" batin Haechan mulai membuka aplop tersebut.

"Surat?" Haechan mengerutkan dahinya.

Haechan perlahan membuka surat itu.

         Aku tunggu di gudang sekolah.
                          
                                                    Mark

Entah apa yang ada di pikiran Haechan, dengan senyumnya yang mengembang dia kembali berlari masuk ke area sekolah dan menuju gudang sekolah tanpa ada pikiran buruk.

"HYUNG!" teriak Haechan setelah sampai di gudang.

"Hyung?" panggil Haechan sekali lagi karena dia tak menemukan siapapun di sana, dan gudang dengan ke adaan gelap.

                                               • • • • •

Jeno, diam tak berkutik bahkan mengeluarkan sepatah kata saja dia tak mampu saat dia melihat Haechan.

Jaemin, kerjakan mendekati Jeno dan menepuk pundak sahabatnya.

"Apa yang terjadi Jaemin~ahh?" tanya Jeno dengan suara lirih tanpa mengalihkan pandangannya dari Haechan.

Jaemin, menggeleng "Gue gak tau apa yang terjadi, gue nemuin dia dengan ke adaan yang udak kek gini" jelas Jaemin.

Mendengar ucapan Jaemin, Jeno berjalan mendekati Haechan dan mengangkat tubuh Haechan, "gue pinjem mobil lu" ucap Jeno berjalan melewati Jaemin.

Jeno, duduk di kursi tunggu di depan ruangan yang bertuliskan UGD, wajah cemasnya sangat terlihat sampai dia tiba-tiba mengingat sesuatu dan merogohnya dari saku celana.

"BAJINGAN!!" erang Jeno setelah membaca isi kertas yang dia temukan di dekat Haechan.

"Keluarga Haechan?" tanya dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

Jeno, segera berdiri dan menghampiri dokter tersebut, "saya temannya, orang tuanya sudah saya hubungi tapi tidak bisa datang karena sedang ada di luar kota" ucap Jeno.

Dokter itu mengangguk paham "baiklah".

"Dok, apa luka dia parah?" tanya Jeno.

"Lukanya tidak begitu parah, tapi mungkin dia akan sedikit trauma" jelas dokter itu.

"Apa saya boleh melihatnya?"

"Boleh, suster akan memindahkan ke ruang rawat" ucap dokter itu.

Jeno, membungkukkan badanya "Terimakasih, Dok" ucapnya.

                                              • • • • •

"uugghhh"

"Kau sudah bangun?" tanya Jeno menghampiri Haechan.

Tanpa aba-ada Haechan langsung memeluk tubuh Jeno dan mulai terusak.

"Ha—Haechan~ahh" Jeno bingung harus berbuat apa.

"Hiks....Hiks...."

"Ssstttttt... jangan nangis" ucap Jeno mengusap punggung Haechan berusaha menenangkan Haechan.

"Hiks.... aku... Hiks...kotor...Hiks...." ucap Haechan terus memeluk Jeno.

"Gwaenchanh-a" ucap Jeno.

Jeno, membiarkan Haechan terus memeluknya dengan air mata yang masih mengalir membasahi seragam sekolahnya.

Setelah di rasa tangisan Haechan mereda dan Haechan mulai tenang, Jeno melepas pelukan itu dan mengarahkan jarinya pada dagu Haechan dan mengangkat wajah Haechan perlahan.

"Kau lapar?" tanya Jeno lembut.

Haechan, menggeleng dan kembali menunduk karena malu dengan wajah penuh lebam di tambah mata bengkak karena menangis.

"Apa kau malu, hhhmmmm?" goda Jeno.

Haechan, tak menanggapi godaan Jeno, dia benar-benar malu karena ini kali pertamanya dia menangis di pelukan orang lain selain eommanya.

Jeno, tersenyum dan berdiri di sebelah ranjang dan meraih ponsel Haechan, lalu meletakkan kembali setelah mengetikkan sesuatu di sana.

"Gue mau beli sesuatu untuk di makan, kalau ada apa-apa hubungi gue, gue udah save nomor gue di ponsel lu" ucap Jeno.

CUP.

Jeno, memberi kecupan pada dahi Haechan sebelum dia keluar dari ruangan itu meninggalkan Haechan.

~ || ~

Saoloh, ngetik apa saya ini.....