"CAMER"

11.4K 1.1K 66
                                    

"CAMER"













"Chan...Chan..."

"hhmmmm"

"Chan"

"Apa sih njunnnn"

"Mark Hyung kemana ya" tanya Renjun.

Haechan, menghentikan acara nyalin PR nya lalu menoleh ke arah Renjun dengan wajah heran kenapa sabatnya satu ini bisa bertanya serandom itu.

"Kenapa?" tanya Renjun yang ikut bingung melihat tatap Haechan padanya.

"Kamu tanya Mark Hyung di mana kan?" ucap Haechan.

Renjun, mengangguk membenarkan upacapan Haechan.

"Sini...sini.." ucap Haechan menarik kerah seragam Renjun.

"Kamu tau itu siapa?" lanjut Haechan sambil menunjuk ke arah luar kelas.

"Suamimu kan" jawab Renjun.

Plakkk!!

"Suami... suami... lulus aja belom" ucap Haechan setelah ngegeplak kepala Renjun.

"Tapin udah di bobol"

Haechan, menarik nafasnya pelan mengatur emosi agar tak menghajar Renjun di pagi yang cerah.

"Njun sayang... maksud aku tuh, itu kan ada Jeno dan kamu pasti udah tau dong dari pacar begokmu yang sama begoknya denganmu kalau Jeno adeknya Mark Hyung?" tanya Haechan dan Renjun mengangguk.

"Kenapa kamu gak tanya sama Jeno aja?" ucap Haechan sambil senyum terpaksa.

"Pintar kamu Chan" ucap Renjun sambil menepuk bahu Haechan lalu berdiri.

"ehhh tapi ntar aja deh tanyanya" ucap Renjun lagi dan dia kembali duduk di sebelah Haechan lalu kembali bermain game di ponselnya.

Haechan, yang sebenarnya sudah emosi karena waktunya terbuang sia-sia mencoba tetap tenang dan lanjut menyalin PR.

"Tapi bener juga kata njun, Mark Hyung kemana?" batin Haechan lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan PR nya yang belum selesai.

"Jen" panggil Haechan menepuk bahu Jeno.

Yang di panggil menoleh "hhhmmm?" balas Jeno menghadap ke arah Haechan.

"Aku boleh tanya?"

Jeno, hanya diam menunggu kalimat selanjutnya dari Haechan.

"Mark hy-"

"Dia pindah sekolah U.S" jawab Jeno sebelum Haechan menyelesaikan kalimatnya.

Mendengar itu Haechan melotot terkejut "sejak kapan?" tanya Haechan masih dengan ekspresi terkejutnya.

"uuummm~" gumam Jeno sambil berpose seolah sedang berpikir "sejak tiga minggu lalu mungkin, saat kita marahan" lanjut Jeno.

"Ck! Kita? kan kamu yang yang diemin aku" ucap Haechan tak terima.

"Kan kamu yang nyuruh"

"Kok jadi aku"

"Kan emang kamu"

Dan begitu seterusnya sampai para monyet melahirkan anak-anak monkey.

                                      
                                            • • • • •

"Bibi echan pulang!" teriak Haechan sambil membuka pintu dan masuk kedalam rumah di ikuti Jeno di belakang.

"Sayang"

"MAMA"

Haechan, langsung berlari kepelukan sang eomma saat melihat eomma berdiri di hadapannya.

"Kapan Mama kembali" tanya Haechan melupakan Jeno yang masih berdiri di ambang pintu.

"Tadi pagi sa-, ehh siapa dia?" tanya eomma sambil menunjuk ke arah Jeno yang membungkuk memberi salam.

"Dia Jeno" jawab Haechan.

"Calon mantu Mama ya?" goda eomma berhasil membuat kedua pipi Haechan memerah.

Jeno, hanya bisa menunjukkan deretan giginya mendengar ucapan eomma Haechan.

"Ajak mantu Mama ke kamar gih, nanti Mama panggil kalau makan malam sudah siap" ucap eomma Haechan.

"uummm" jawab Haechan.

"Ayo Jen"

"Permisi tante" ucap Jeno berjalan mengikuti Haechan menuju kamar Haechan yang menjadi kamar Jeno juga dalam satu minggu terakhir ini.

Sesampainya di kamar Jeno langsung mengunci pintu kamar Haechan dan mendorong Haechan sampai terjatuh di atas ranjang.

"Jen, kamu mau ngapain?" tanya Haechan saat Jeno susah merangkak di atas tubuhnya.

Bukannya menjawab Jeno malah membuka kancing seragam Haechan.

"Jen, ada Mama jangan aneh-aneh deh" kesal Haechan sambil berusaha mendorong tubuh Jeno dari atas tubuhnya.

"Gak aneh-aneh Sayang, aku cuma haus" ucap Jeno.

"gghhhhhh" lenguh Haechan saat Jeno sudah menyerang nipplenya.














~||~

Sungguh berdosa manusia bernama Jeno ini 🙈🙈.

"YOU" {NoHyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang