"PETAKA"

12.7K 1.2K 125
                                    

"PETAKA"













"Woeee Jen lu dimana?!" teriak Jaemin saat telefonnya tersambung.

"Selo bro selo.... gue di rumah Haechan"

"Lah kebetulan, share rumah Haechan"

"Ok, bentar"

Jeno, beranjak dari ranjang dan keluar kamar meninggalkan Haechan yang masih tertidur karena kecapekan setelah di gembur Jeno dari pagi sampai sore. (Gak ngotak emang si Jeno)

"Jaem?" panggil Jeno memastikan kalau telefon mereka masih tersambung.

"Hhhhmmm" jawab Jaemin.

"Buka whattsapp lu, udah gue kirim.

NOJAMBLOK.

Send pict

Tuh rumah Haechan, tuh ada mobil gue tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh rumah Haechan, tuh ada mobil gue tuh.

Jaemin, mengusap wajahnya kasar setelah melihat pesan dari Jeno.

"Jen" panggil Jaemin menahan emosi.

"Lu, mau ke sini kan? Sini dah cepetan gak ada temen gue"

"Lu ganteng"

"Gue tau" jawab Jeno pede.

"Lu kaya"

Jeno, ngangguk-ngangguk sendiri mendengar ucapan Jaemin di seberang sana.

"TAPI LU BEGOK,GOBLOK,PEAK AJG!" emosi Jaemin yang sudah tak bisa dia tahan lagi.

"Salah gue apa" tanya Jeno polos.

"Kirim alamat Haechan bukan gambar rumahnya, ini gue dari tadi di gebukan Renjun gara-gara Haechan gak masuk dua hari, mau tanya lu tapi lu nya juga gak masuk nomer Haechan juga gak bisa di hubungi" jelas Jaemin panjang lebar.

"Ohhh gitu" jawab Jeno.

"Mangkanya cepat kirim alamatnya"

"Bentar deh Jaem, njun kan sahabat Haechan masa dia gak tau rumah sahabatnya sendiri" ucap Jeno.

Jaemin, terdiam setelah mendengar ucapan Jeno, lalu mematikan sambungan secara sepihak.

Jaemin, berbalik badan menghadap Renjun yang duduk di sebelahnya.

"Gimana, udah dapet alamat Haechan?" tanya Renjun.

Jaemin, tersenyum mendengar pertanyaan kekasih imutnya, dengan sabar Jaemin menghela nafas pelan.

"Ayang... ayang kan sahabat mbul tuh ya kan?"

Renjun, mengangguk lucu membenarkan pertanyaan Jaemin.

"Ayang pastinya tau donk alamat rumah mbul?"

Renjun, kembali mengangguk membenarkan pertanyaan Jaemin.

Jaemin, menarik nafasnya lalu membuangnya dengan pelan dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

"Lalu, kenapa Ayang gak bilang dari tadi? jadinya kita bisa langsung ke sana tanpa harus telefon Jeno" ucap Jaemin lembut dan kesabaran penuh.

"Kan kamu gak tanya! Ya udah ayo ke sana sekarang" jawab Renjun santai dan sudah berdiri bersiap jalan menuju parkiran.

Sedangkan Jaemin hanya bisa diam menahan emosi setelah mendengar jawaban Renjun.

"Sabar Jaem ganteng sabar, uke mah gitu" gumam Jaemin sambil ngelus dadanya sendiri.

Lalu bangkit dan berjalan menuju parkiran menyusul Renjun yang sudah jalan terlebih dulu.

                                               • • • • •


Jeno, kembali ke kamar Haechan setelah sambungan telefon di matikan dari pihak Jaemin.

"Dari mana?" tanya Haechan yang sudah terbangun.

"Dari luar tadi Jaemin telefon"

Haechan, mengangguk paham dengan jawaban Jeno, dan dia kembali fokus pada ponsel barunya.

"Jaemin dan Renjun akan kesini" ucap Jeno membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan menggunakan pada Haechan sebagai bantal.

Sedangkan Haechan diam tak menanggapi ucapan Jeno, dia masih sibuk dengan ponselnya.

"Yank" panggil Jeno.

Yang, di panggil tak menjawab.

"Sayang" panggil Jeno lagi.

Dan masih tak ada jawaban dari orang yang di panggilnya.

"Mau tiga atau Lima ron-"

BRAKKKK!!!!

Jeno dan Haechan terdiam tak berkutik melihat ke arah pintu yang terdapat dua orang dengan ekspresi sama seperti mereka.

KALIAN....

KALIAN....

Teriak mereka bersamaan.

Setelahnya tak ada yang berbicara, ke empat orang yang ada di dalam kamar Haechan hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.

"uuummm, ka-kalian mau minum apa?" tanya Haechan memecahkan suasana.

"Chan"

"hhmmm?"

"Jeno, mainnya kasar ya? sampek kamu gak masuk sekolah dua hari?" tanya Renjun.

Mendengar itu wajah Haechan memerah karena malu dengan pertanyaan frontal Renjun.

Ya, Jaemin dan Renjun datang di saat yang gak tepat, di mana Jeno dan Haechan sedang saling menindih denga bibir mereka yang menyatu, itu karena Jeno tak tahan saat di cuekin sama Haechan dan Renjun yang tak bisa menahan rasa rindunya pada Haechan dan langsung membuka kamar Haechan setelah di persilahkan masuk oleh bibi, dan ke jadian memalukan itu tak bisa terhindarkan.









~||~


Mangkanya Jen, lu jadi orang jangan sangean 😫.

"YOU" {NoHyuck} || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang