19. Murid Baru

99 6 6
                                    

happy Reading ♡

Alana berserta ketiga sahabatnya melotot ketika melihat isi kertas yang di berikan oleh Julian.

Sementara Julian hanya diam dan menatap mereka tanpa ekspresi.

"Oh my God! Seriosly? Ini kenapa kek daftar acara nikahan ya?" Ucap Mawar terkejut.

"Eh buset dah! Gue pengen bobo siang! " Ujar Renata melemas.

"Kak Segini banyak, kakak mau kan nemenin kita disini?" Alana mengalihkan pandangannya dari kertas ke wajah Julian.
Jujur mungkin ini untuk kesekian kalinya Alana terpesona dengan pesona laki-laki yang berada di depannya. Alis yang tebal, matanya yang tajam, hidupnya yang mancung, dan rambutnya yang begitu mengoda.

Sial! Ia terlarut dalam ketampanan Julian hingga ia lupa akan hukuman itu.

"Gak! Kalian tu udah buang-buangin waktu gue!" Ujar Julian dingin lalu melihat ke arah Ara yang menatap mereka dengan datar dari arah bangku panjang dekat lapangan basket itu, sama seperti tatapan Julian.

Julian akui, kalo perempuan yang bernama Ara itu sikap nya jauh berbeda dengan ketiga temennya yang selalu cerewet.

"Ih...gak bisa modus dong Kak?" Ujar Renata merengek.

"Gak boleh nikung woe!" Ujar Ara dari kejauhan, sepertinya Ara mendengarkan semua nya tadi.

"Hehehehe. Sorry Lan," ujar Renata cengengesan menyadari akan perkataannya tadi.

Bahkan Renata pun masih terpesona akan ketampanan Julian. Kalo bukan Alana duluan yang suka, mungkin sekarang gadis itu yang akan mengejar Julian.

"Kak, kenapa banyak gini sih? Perasaan kita ngelakuin satu kesalahan doang?" Ucap Alana kesal tapi tidak akan perasaannya yang selalu ingin dekat Julian.

"Kalian tu udah buat tiga kesalahan dalam satu waktu. Pertama, Lo udah kerja sama, sama temen lo yang bolos. Kedua, Kalian ngerumpi di jam pelajaran. Ketiga, kalian ngejawab Mulu tu guru. Keempat, kalian banyak nanya sekarang," ujar Julian terjeda lalu melihat kearah jam tangan nya,

"sekarang udah jam 14.15 Kalian punya waktu maksimal 1 jam untuk membersihkan halaman ini sama membersihkan toilet, jam 15.30 gue tunggu kalian di warung Bu Seri, ibu nya bang Beni di kantin. Dan jangan Coba-coba kabur. Ingat mata-mata gue banyak," ucap nya lalu meninggalkan tempat itu.

Setelah Julian pergi, Ara pun berjalan mendekati Alana dan kedua sahabatnya.

"kita bagi tugas biar cepat selesai," ujar Ara kepada teman-teman nya.

Perempuan itu belum pulang dari tadi. Ia masih menunggu teman-temannya dan sekarang ia membantu teman-teman nya yang sedang di hukum oleh OSIS sialan itu.

Sungguh membosankan. Tapi jika tidak mereka laksanakan, mereka pasti mendapatkan hukuman yang lebih banyak lagi.

Repot sekali!

"Lo gak papa bantuin kita Ra?" Tanya Alana,

"Gak papa. Biar cepat selesai. Lagian kalian gak mau cepet pulang?" Ujar Ara seraya mengambil satu sapu ditangan Alana.

Alana memang memegang dua tadi, maka nya Ara ambil satunya.

"Iya udah yuk. Soryy ya Ra ngerepotin Lo," ujar Renata tidak enak.

"Gak papa. Lagian tadi gue ikut ngerumpi juga," ujar Ara lalu mulai menyapu halaman itu dan Di ikuti oleh teman-temannya.
Terik matahari sore, cukup panas.

Belum lagi mereka membersihkan kamar mandi.

Dan Sekarang, mereka mulai membersihkan kamar toilet itu.
Mereka membersihkan nya dengan senang hati. Itung-itung biar pahala.

JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang