happy Reading ♡
Seorang gadis berlari menuju gerbang sekolah barunya. Dia adalah Alana Mahendrika.
Setelah beberapa hari mengikuti MOS dan bertemu dengan osis-osis galak yang seenaknya saja menyuruh dan marah-marah.
Sungguh repot jika kali ini ia harus bertemu dengan mereka lagi, karena terlambat datang sekolah."Huhh... Andai saja semalam tadi, gue gak ikuti kemauan Mawar buat nonton drama Korea sampe episode terakhir, mungkin gue gak akan terlambat begini," omel Alana, Saat melihat gerbang sekolahnya yang tertutup.
"Sial, ketutup lagi." Umpat Alana.
Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.30,
"Lagian ni, satpam juga, baru jam segini udah di tutup aja gerbangnya." Alana mengoceh layaknya orang gila yang sedang berbicara sendiri.
Alana berjalan menuju ke pintu belakang sekolah.
"Setan, ketutup semua." Mata Alana tidak sengaja melihat, tangga yang yang berada di balik daun pisang.
"Rezeki Anak sholeh," ucap Alana, lalu tersenyum.
Alana menaiki tangga itu, lalu melihat sekeliling tempat yang menjadi targetnya.
"Aman." Batin Alana.
Alana melompat ke bawah, sehingga menimbulkan suara yang bisa dibilang keras.
Tiba-tiba suara datar dan dingin mengagetkan nya.
"Ngapain Lo disini, Tadi Lo lompat dari atas?" ya, suara siapa lagi, kalau bukan suara si wakil ketua OSIS, Julian.
"Ya elah kak baru kali ini gue lompat. lagian tu satpam belum jam berapa udah tutup aja. lah kakak sendiri ngapain disini, gak masuk kelas?" Alana selalu menjawab omongan Julian, bahkan menanyakan mengapa laki-laki itu tidak masuk kelas.
"Ikut gue Lo,"
"Mampus gue, hukuman lagikan." Ucap Alana pelan.
***
Suasana di dalam ruangan itu membuat Alana tegang. Kali ini ia berada di ruang OSIS bersama si wakil ketua OSIS.
Julian menatap Alana dengan tatapan tajam layaknya elang yang menatap mangsanya. Alana terus menatap lantai ruangan itu. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.
"Kak Julian ganteng banget. Tapi serem." Batin Alana
"Lo gue hukum. Hormat tiang bendera sampai istirahat." Suara Julian yang dingin dan datar itu mulai memecah keheningan yang ada.
"K-Kak kan masih pagi. L-Lagian ntar kalo gue p-pingsan gimana? Kak, kan ada hukuman yang lain, L-Lagian gue kan masih baru disini kak. G-Gak kasian banget sama gue gitu." Alana masih menunduk, gugup. Alana mengeluarkan kalimat tersebut dengan hati-hati, takut salah, takut dibentak, pikiran negatifnya tentang Julian mulai melintas di benaknya.
"Lo traktir gue selama tiga hari. Gue tunggu Lo di kantin jam istirahat pertama. Gak ada penawaran lagi. TITIK." Nada dingin dan datar Julian, membuat Alana membuka besar mulutnya layaknya singa yang sedang mengaum.
"Lo masuk kelas deh Atau mau bantu gue patroli?" Alana membalikkan badannya. Suara datar dan dingin itu lagi yang membuatnya menoleh lagi ke arah laki-laki itu,
"itu tasnya biar gue yang bawa. Ntar Lo ketahuan telat," Alana semakin bingung dengan sikap laki-laki itu, Yang tadinya galak dan sekarang mau membawa tasnya.
Tapi entahlah, Alana tidak mau ambil pusing. Karena dipikir-pikir ucapan Julian tadi ada benarnya. Alana tersenyum.
"kak Julian so sweet banget," batin Alana.
Ia menyerahkan tasnya warna hijau tua itu ke Julian.
"jangan senang dulu Lo, Ini sebagai jaminan buat gue, jika Lo gak nepati janji." Alana semakin bingung. Alana Merasa Kesal, tangan–nya ingin sekali mencakar wajah lelaki yang berada di hadapannya.
"Untung ganteng, Coba kalo enggak. gue cakar juga wajahnya." Batin Alana.
Lalu, berjalan meninggalkan Julian sendiri di ruang OSIS.
🍁🍁🍁
Ini cerita pertama gue.
Harap maklumi jika ada typo atau kesalahan tanda baca, Dan tolong Krisannya:).100221.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian
Fiksi RemajaJulian, siapa yang tidak kenal dengannya, Ketua Geng Motor tapi masuk dalam OSIS. bahkan, kedudukan nya di OSIS juga penting. Lelaki pintar yang selalu di kejar, oleh perempuan-perempuan di SMA Gatama. Tapi sikap dingin nya membuat perempuan-perempu...