4. Roti Coklat

92 11 11
                                    

happy Reading ♡

Pagi ini, Alana senang karena abangnya mengembalikan ATM berserta kartu kreditnya.

Meskipun ia agak kecewa, karena tabungannya berkurang sebab harus mentaktir Julian, dan kartu-kartunya itu di kembalikan setelah ia sudah memakai uang tabungannya sendiri.

Setelah Alana, selesai menyiapkan bekal roti coklat Alana langsung pamit kepada kedua orang tuanya dan kakaknya, ia langsung berangkat sekolah.

Alana melewati koridor -koridor hingga sampai di kelasnya.
Tampak kelasnya belum ramai, karena hari ini ia datang pagi-pagi sekali.

Alana, berjalan menuju kelas yang di tempati oleh kakak kelas tepatnya kelas 11 IPA 3.
Alana meletakkan bekalnya tadi di salah satu laci meja di ruangan itu

"Semoga kakak suka." Batin Alana.

           

                               ***

                         

Julian melemparkan tasnya di atas mejanya. Ia meraba laci mejanya karena biasanya ada saja kertas di laci mejanya.

Julian merasakan sesuatu yang aneh di lacinya. Bukan kertas melainkan kotak. Julian membuka kotak itu, ia melihat ada dua potong roti coklat dan secarik kertas di atasnya.

          Semoga kakak suka ya.
       
                     _Alana

                       

Sementara Alana masih setia mengintip dari luar jendela, dengan harapan Julian memakan bekal darinya.

Tapi itu hanyalah sebuah harapan yang sia-sia, Julian memberi makanan itu ke Brian dan di sambut dengan senang hati oleh Brian.
Alana kecewa, ia berjalan menuju kelasnya.

"Gue gak akan nyerah kak." Batin Alana.

Sejak kapan Alana suka membuatkan bekal untuk Julian?
Ya, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

"Eh, bocah Lo habis darimna? Tasnya ada, Orangnya gak tau kemana." Gerutu Mawar, mendapati Alana yang baru nongol padahal tasnya sudah ada di mejanya

"Ngasih bekal, ke kak Julian." Jawab Alana singkat dengan muka lesu.

"Trus di terima oleh kak Julian?" Tanya Ara datar, seperti biasa.

"Itu muka kenapa lesu, Kek belum sarapan aja," tambah Mawar.

"Masa gue susah-susah, buatin tu bekal khusus buat dia, eh malah di kasi ke kak Brian. Untung ganteng coba kalo enggak gue tampol deh mukanya," Renata tertawa kecil,  karena mendengar jawaban dari Alana.

"Aduh Lana, sejak kapan Lo suka buatin bekal buat dia? Trus malah di kasi ke orang lain. hahaha terhura Gue." Ucap Renata.

"Lo gak cape gitu?" Tanya Mawar serius.

"Kagak, Yang penting gue dapet. Lagian mungkin dia kesel kali makanya bekalnya di kasi ke kak Brian." Jawab Alana dengan senyum yang mengembang di bibirnya, membuat Mawar dan Renata semakin tertawa dibuat nya, kecuali Ara.

"Makin terhura gue. hahaha," kata Renata.

"Lo tau kan tu orang dingin banget.
Susah Lana, lebih baik Lo mundur," sekarang Ara yang buka suara.

" Kek Lo." Alana kesal karena melihat tingkah Mawar dan Renata, terus Ara membuat nya tidak semangat sekarang.

"Kita dukung Lo!" Ucap Renata dan Mawar kompak kecuali Ara.

JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang