09 : Sanha

810 137 16
                                    

Pandangan mata yoon sanha terlihat bertatapan dengan choi soobin.

"Hahaa kau lembur choi ??"

Soobin menghela nafas mencoba untuk menghiraukan perkataan sanha yang sepertinya sengaja menyindirnya.

"Aku tak tau mengurus 1pasien bisa semerumitkan ini dari biasanya yaa~" sanha menatap soobin yang fokus mencuci tangannya.

"Berisik sanha—" soobin mendesis sehabis mencuci tangannya iapun beralih menatap namja berparas mirip dengan tinggi 185 sama sepertinya.

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, ini tentang-- masalah rekaman cctv"

"Apa-- apa kau melihatnya ??" Tanya soobin penuh curiga, sebenarnya sudah sedari tadi ia ingin menemui sanha dan mengatakan tentang hal ini.

Karena sanha lah yang juga mengingatkannya, soobin hanya ingin mematiskan-- Apa jangan jangan ia tanpa sengaja melihat rekaman cctv orang lain ??

"Pftthh~hahahaa apa apaan ekpresimu itu~ tenangsaja soobin aku mengerti, untuk apa aku melakukan itu eoh~??" sanha tertawa lalu merangkul soobin.

"itu hanya sebuah kebetulan~ tadi aku sempat keruangan cctv untuk mengecek video cctv pasienku"

"Dan tiba tia aku  teringat padamu, jadi aku sontak memberitahumu~" jawab sanha padat dan jelas.

Sama seperti soobin dia seorang psikolog tanpa tau maksud perkataan soobin, Sanha sudah mengerti dari raut wajah ekspresinya—

"Oh begitukah, ku fikir kau bisa menjadi orang kepo" jawab soobin sembari melepaskan rangkulan sanha.

"Hei untuk apa aku melakukan itu ??"

"Jangan main main sanha, aku sudah mengenalmu-- kau fikir aku tak tau ?? Ekspresi seperti menyembunyikan sesuatu, ingatlah aku sama seperti denganmu"

Sanha sedikit membolakan matanya menatap soobin tak percaya.

"Seriusly ??! choi kau benar benar mulai berubah" sarkas sanha, soobin hanya menatapnya lalu menaikkan bahunya takpeduli.

"Aku hanya kelelahan, kalo begitu aku deluan--" pamit soobin

Menatap pungung kebergian soobin sanha terdiam didepan pintu toilet.

"Gawat"

.

.

.

.


Soobin termenung menatap luar jendelanya, melihat langit malam sembari memikirkan yeonjun.

Menghiraukan hpnya yang terus berdering akibat panggilan dari ibunya.

Jujursaja ia malas mengangkatnya--
Karna soobin juga tau sendiri jika ibunya sedikit over padanya.

"Jadi tidak sabar menunggu hari esok, cepatlah datang matahari" ucap soobin pada bulan dilangit.

...

...

...

...

Yeonjun merebahkan dirinya dikasur namun kakinya terus sibuk terhentak hentak tak lupa tangannya mengepal meninju udara.

"Si sialan jung subin itu— UgghHkk geramnya !! rasanya tanganku sudah gatal ingin memukul namja bocel itu !!"

"Lihatsaja-- andai perkataan soobin benar, maka—"

Criminal PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang