Jam sudah menunjuk pukul 9malam dan choi soobin psikolog muda itu masih berkutat bersama pasien pribadinya—
"Ingat jangan macam macam sehabis aku pergi, langsung naik kekasur dan tidur okey--" soobin berucap pada yeonjun sambil fokus membersihkan gelas susu bekas minuman yeonjun tadi.
"Aku mengerti" jawab yeonjun seadanya melipat ke2 tanganya diatas meja dan fokus melihat soobin yang sibuk sendiri.
Sekarang yeonjun sudah tidak memakai baju straight jacket khusus sakit jiwa lagi, ia sudah mengantikannya dengan kaos putih polos.
dibantu oleh soobin akibat paksaanya tentusaja."Baiklah, besok pagi suster akan masuk keruangan ini merapikan dan membersihkan kamarmu jadi jangan lakukan hal yang aneh ya" tegur soobin menatap yeonjun yang hanya mengangguk tak acuh.
Yaa sebenarnya tak ada yang soobin lakukan, seharusnya ia sudah bisa bertanya tahap awal untuk terapi pengobatan.
Namun yeonjun enggan menjawab pertanyaan darinya, bahkan soobin hampir mati dicekik yeonjun tadi karena sedari tadi ngotot-- Jadi pada pertemuan pertama soobin hanya menjadi teman ngobrol yeonjun, berusaha menilai sifat dan sikapnya.
Dan darisitu jugalah soobin bisa menilai jika ingin mengobati yeonjun maka ia harus mendekati dan melakukannya secara perlahan.
Untuk membuat yeonjun sembuh layaknya manusia normal maka soobin harus pintar pintar melakukannya dengan perlahan selangkah demi selangkah—
"Jadi tuan dokter tidak bisa berada disini selama 24jam ??" tanya yeonjun.
Soobin menggelengkan kepalanya "Sayang sekali-- aku manusia, buka robot jadi aku butuh istirahat" jawab soobin.
Heoll, lagipun bersama dengan yeonjun membuat ia semakin gila-- Apalagi jika yeonjun sudah bertingkah luarbiasa nekad, itu berhasil membuat soobin kehilangan akalnya.
Membuka pintu putih berjerjak besi itu soobin menoleh menatap yeonjun lagi.
"Tenangsaja aku akan secepatnya datang kembali nanti pagi" ucap soobin ntah kenapa ia seperti kawatir dan tidak ingin berpisah dengan yeonjun (??)
Yeonjun terkekeh menatap tingkah dokter muda 2tahun darinya itu.
"Aku mengerti kalo begitu hati hati di jalan dan—" yeonjun beranjak bangkit dari duduknya lalu memegang jerjak besi di pintu itu, menatap soobin yang sudah ada di seberang luar ruangannya.
Soobin menatap yeonjun kini mereka terhalang oleh pembatas pintu berjejak.
Ntah kenapa jauh dilubuk hatinya menatap yeonjun berada terkurung dalam whiteroom dengan pintu berjerjak besi ini membuat hatinya sesak.
"Dan—??" tanya soobin penasaran saat yeonjun sengaja menghentikan perkataannya.
Yeonjun tersenyum manis sembari malu malu "Terimakasih telah membantuku menganti baju—"
"— Tadi itu sangat nikmat~" lanjut yeonjun sensual sembari mengedipkan matanya.
DEGG, jantung soobin kembali berdetak dengan kencang-- mukanya tampak merona mendengar perkataan yeonjun.
"A, apa yang kaukatakan ?? Bagaimana jika ada orang yang taksengaja mendengarnya tadi ?? Jangan membuat orang salah paham" tegur soobin
"Ingat, tolong jangan mengatakan sesuatu yang ambigu, seseorang akan langsung salah paham jika mendeng—"
"Yooo !! soobin bro~" perkataan soobin terhenti, yeonjun sedikit tersentak melihat seorang namja tetiba muncul merangkul soobin.
Soobin mendesis lalu melepaskan rangkulan namja dibahunya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Psycho
FanficHe sweet but a psycho But mama im in love with a criminal mama plz dont cry i will be alright all reason aside i just cant deny "I love this guy" Semuanya terdengar mustahil Choi Soobin dokter psikolog muda ini tak pernah menyangka bisa masuk di keh...