23

293 39 8
                                    

Setelah beberapa minggu berlalu, Wendy semakin tahu seberapa besar keinginan Minah untuk mengacaukan pernikahannya. Dia memutuskan untuk berhenti bekerja hari ini dan akan melangsungkan pernikahannya dengan Kyungsoo.

Minah hanya diam tak berkutik saat melihat wanita di hadapannya, dia memainkan jarinya sembari menyilangkan kedua tangannya. Dia hanya menjadi penonton di antara dua insan yang sedang menyapa satu sama lain.

"Ya! Son Wendy! Bukankah seharusnya kau tetap bekerja? Dan kau, Minhyuk! Jangan ganggu dia, biarkan dia kembali bekerja!" Celoteh Minah.

"Baiklah baiklah. Aku hanya senang melihatnya, dia adalah gadis terkenal di kampus. Sangat beruntung bisa mengenalnya dan satu organisasi dengannya. Kau harus tahu, mungkin aku satu-satunya lelaki yang dia ajak bicara." Ucapan Minhyuk membuat Minah semakin mendengus.

"Aniya~ ah sudah hentikan, hahaha" tawa Wendy, "Ah sebenarnya aku ingin memberitahumu sesuatu".

Wendy melangkah mendekati Minah.
"Ini hari terakhirku bekerja di sini."
"Datang ya. Kyungsoo pasti senang melihatmu datang. O benar, datanglah bersama Minhyuk" Wendy memberikan undangannya pada Minah.

Minah melihat undangan itu sekilas lalu kembali menatap Wendy, "Shirro!"
Dia menghempas undangan itu lalu beranjak dengan langkah kasar.

Melihat itu Wendy sedikit tercengang, begitu juga dengan Minhyuk.

"Ya Bang Minah! Kenapa kau lakukan itu!"

"Ah, gwaencahana" ucap Wendy santai lalu membungkuk untuk mengambil undangan yang terjatuh.

"Ah maafkan aku ya, aku akan memberikannya pada Minah" Minhyuk mengambil undangan itu dari tangan Wendy.

"Keunde, Minhyuk-ssi. Apa kau menyukai Minah?"

"Ne?"

"Ahh..maaf kalau aku bicara ngasal. Tapi, apa kau mengenal Hani? Tunggu sebentar aku akan menunjukkan fotonya padamu" Wendy mengambil ponselnya lalu menunjukkan foto Hani.

"Hani? Hmm...oh! Hani! Si rambut pendek! Aa...ah ye, ye, tapi kenapa kau menunjukkan Hani padaku?" Minhyuk bingung karena Wendy mengalihkan topik.

"Aku mendengar cerita Hani dan..maafkan aku jika Kyungsoo membuatmu tidak menyatakan perasaanmu padanya" ucap Wendy.

"Ah,hahah" Minhyuk duduk ke kursi di dekat situ, "Tidak. Kenapa kau harus meminta maaf. Perasaan tidak bisa dipaksakan kan? Saat itu aku juga hanya seorang anak cupu yang dibully, jadi..sudah jelas aku tidak bisa mengalahkan pesona Kyungsoo."

Pernyataan Minhyuk membuat Wendy tertawa, "Lalu...apa kau tidak ingin menyatakan perasaanmu sekarang?"

"Sudah. Aku sudah menyatakannya tapi Minah belum menjawabnya"

Wendy mengangguk-angguk.

"Wendy-ssi. Aku akan menjaga Minah. Kau tidak perlu khawatir dia akan mengganggumu lagi. Aku akan membuka matanya agar dia sadar ada seseorang yang tulus menyayanginya" Ucap Minhyuk.

"Gerom~ kau menjaga perasaanmu sejak SMA sampai sekarang. Itu luar biasa" sahut Wendy salut.

Dreb dreb dreb!

Wendy dan Minhyuk terkejut melihat Minah yang mendatangi mereka berdua dengan wajah merengut dan langkah kasarnya.

"Yya!! Kenapa kau tidak membujukku! Kenapa kau malah santai mengobrol dengannya!" Teriak Minah hingga membuat beberapa karyawan di sana sedikit bingung.

"Ya Minah, kenapa kau melakukan itu padanya? Eoh? Kau ini sudah dewasa, dimana etikamu?"

"Wahh jinjja, di saat seperti ini kau justru menasehati ku? Yya Son Wendy! Kenapa kau terus saja merebut seseorang yang kusuka hah? Bukankah kau akan menikah dalam waktu dekat?! Kenapa kau menggoda Minhyuk!"

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang