11

927 126 7
                                    

"Lebih baik kau mengatakannya sekarang atau aku yang akan merusak nya" Wendy tak habis pikir dengan pikiran Minah.

Apa yang akan dilakukannya? Membuat kakek Wendy kembali masuk ke rumah sakit karena mendengar kabar ini? Atau membuat ayah Kyungsoo marah besar?
Apa Minah tidak berpikir sejauh itu?
Oh ya ampun, Wendy lupa. Minah sudah dibutakan oleh Kyungsoo. Lagipula, kenapa dia harus peduli?

"Sebenarnya apa yang kau mau?" tanya Wendy yang mulai mengerutkan wajahnya.

"Harusnya akulah yang menanyakan hal itu padamu. Neo. Sebenarnya apa yang kau rencanakan dibalik ini semua? Huh? Apa kau mengincar harta Kyungsoo? Atau..kekayaan orangtuanya?"

"Apa?"

"Aku tahu. Aku mengenal keluarga mu. Kau juga bukan dari kelas rendahan. Tapi, siapa yang tahu sikap baik dibalik seseorang?"

"Jangan mengatakan omong kosong. Kau tidak mengetahui apapun"

"Aku tahu! Dan sebentar lagi semuanya akan mengetahui ini. Jadi kusarankan sekarang, jauhi Kyungsoo dan hubungan bisnis atau apapun itu akan aman"

"Aku tidak akan menjauhinya, sebaliknya, kaulah yang harus menjauh dariku dan juga Kyungsoo" ucap Wendy tegas.

"Cih, wanita ini" Minah mendecih, "Kau sudah tertangkap basah tapi kau tetap tak tahu malu ya?"

"Kenapa aku harus malu? Kau tidak punya hak untuk menyuruhku menjauhinya. Tapi aku punya hak untuk menyuruhmu menjauh darinya"

"Mwo?!" Minah mendelik makin kuat. Wanita itu geram, matanya membulat sempurna saat Wendy berani melawannya, "Heh, aku katakan sekali lagi, kau ini- ugh, aku tak peduli. Aku tak peduli. Aku akan tetap mengakatannya pada keluarga kalian di acara nanti. Dan kalian akan lihat akibatnya" Minah membalikkan badannya.

"Katakan saja. Katakan apa yang kau tahu. Mereka tidak akan percaya padamu"

Minah tertawa lalu kembali menatap Wendy, "Waeyo? Hey, kau kira kau lebih pintar dariku? Hah?"

"Aku tidak bisa menjadi licik sepertimu. Tapi sekali lagi kukatakan padamu. Mereka tidak akan percaya"

Minah masih diam dengan wajah berkerut menatap Wendy yang masih akan melanjutkan kalimatnya, "Aku menyukai Kyungsoo. Aku menyayangi nya"

Kalimat itu begitu menyayat Minah, bukan terdengar seperti alasan, tapi Wendy terdengar menyatakannya dengan sungguh-sungguh, dan itulah yang membuat Minah tak berkutik.

Minah mendecih, "Bukan berarti dia punya perasaan yang sama denganmu kan? Ya Wendy Son, aku, sudah lebih lama mengenal Kyungsoo dibandingkan dirimu. Sejarahnya mana pernah Kyungsoo menaksir pada seorang wanita. Jika dia masih berkata kasar padamu, itu berarti, posisi kita sama.
Aku pernah melihatnya marah padamu. Tak hanya sekali. Lalu, kau berharap apa? Kau berharap dia memiliki perasaan yang sama denganmu?" Minah tertawa remeh lalu keluar meninggalkan Wendy.

Wendy termenung dengan perkataan Minah. Ada benarnya juga. Selama ini Kyungsoo memang suka membentaknya.
Berkata kasar padanya. Bahkan mereka saling adu mulut satu sama lain. Lalu..apa cinta bisa tumbuh seperti itu?

👞💍👠

"Apa dia belum pulang?" Kyungsoo bermonolog sambil melirik jam nya dan melihat ke arah luar.
"Aku harap dia akan menyukai mu, hmm?" Kyungsoo berbicara pada makhluk kecil itu, "Ya, kalimat apa yang harus kukatakan padanya? Kau punya ide?"

Drrt...drrtt ..

"Ne, yoboseyo?"----"Aaa, ne, algessemnida, aku akan segera ke sana"

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang