20

409 43 9
                                    

Minah POV

Apa aku sedang di dalam mimpi? Tidak. Ini benar-benar nyata. Dia..si anak culun.

"Ya, kenapa kau diam?"

Sejak kapan dia menjadi pria tampan seperti ini? Apa? Tidak! apa yang kukatakan barusan?

"Ada apa? Kenapa kau begitu terkejut?"

"Ekhm- oh..iya hai. Lama tak bertemu" oh astaga kenapa aku tidak bisa menatap wajahnya? "Apa yang kau lakukan di sini? Sedang mencari hadiah untuk pacarmu?" Tanyaku.

"Tsk~ sepertinya kau tidak tahu ya?" Dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan memicingkan matanya. Lalu membisikkan ku sesuatu, "Aku adalah pemilik toko jam tangan ini"

Seketika mataku terbelalak dan terdiam menatapnya, "Apa? Bagaimana bisa?"

Sementara Minhyuk mengangguk-angguk santai.

Jadi..selama ini. Jam tangan merk ternama yang kupakai selama ini adalah..

"Tidak mungkin. Kau pasti bercanda kan? Ah sudahlah. Kita bertemu secara tidak sengaja, aku juga hanya akan membeli jam ini dan aku masih punya urusan. Jadi..selamat bertemu di lain waktu" aku meninggalkan Minhyuk menuju kasir.

"Biarkan aku yang membayarnya. Ini." Dia memberikan kartunya kepada kasir itu.

"Baik tuan" lagi-lagi aku masih terpelongo melihatnya. Jadi..apa memang benar dia pemilik toko ini? Tidak mungkin!

"Ya, apa yang kau lakukan?"

"Anggap saja ini hadiah ulang tahun dariku yang belum kutepati saat SMA dulu" jawabnya santai. Heol, aku bahkan sudah tidak ingat apa yang dibicarakannya. Minhyuk kemudian memberikan paper bag berisi jam tangan itu padaku.

"Bicara saat SMA, apa kau belum ingat apa yang harus kau bayar padaku?" Dia menatapku dengan non ekspresi.

Aku berdecih, "Apa kau sedendam itu padaku? Kau bahkan mengungkit kejadian yang sudah bertahun-tahun" omelku, "Geurae. Berapa yang harus kubayar eoh? Akan kubayar tunai saat ini juga" sang kasir yang masih di sana sedikit terkejut melihat kami.

Minhyuk terkekeh, "Hutangmu tidak akan bisa kau bayar padaku. Apa kau benar-benar tidak ingat apa hutangmu?"

"Aku benar-benar buang waktu. Katakan saja. Kau membuatku bingung" ucapku.

"Eunji, aku akan pergi sebentar. Aku yang akan mengabari Seung Hyun, jadi tidak perlu khawatir"

"Baik tuan"

"Kajja" ajaknya padaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa dia mengajakku mendadak seperti ini? Bahkan moment pertemuan kami tadi begitu singkat. Kenapa dia merasa sok akrab seperti ini?

Minhyuk menggenggam tanganku dan membawaku bersamanya.

- 💚-

"Jangan menatapku seperti itu." Minhyuk tersenyum. Sementara aku yang berada di sebelahnya masih saja bingung bercampur kesal dengan ajakannya seperti ini.

"Bisakah kau tidak memperumit keadaan dan katakan saja apa yang harus kubayar?" Tanyaku dengan menghela nafas, "Kau tidak berniat untuk menculikku dan membunuhku kan?" Aku panik.

"Huh? Hahaha" aishhh dia malah tertawa.

"Ya, aku tahu aku memang sedikit kasar saat dulu. Aku minta maaf untuk itu, dan aku berterimakasih padamu atas apa yang sudah kau lakukan padaku di masa-masa sulit saat SMA tapi tolong kau tidak boleh dendam dengan seorang wanita seperti ini" jelasku panjang lebar.

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang