13

938 128 16
                                    

Author POV

Kyungsoo hanya diam mendengar jawaban kakek Kyungsoo. Bohong jika Kyungsoo tidak sakit hati dengan ucapan tajam kakek Wendy.

"Aku mempercayai mu selama ini tapi ternyata.." kakek Wendy kembali menghela nafas.

"Maafkan-"

"Kau tidak perlu terus meminta maaf padaku!" suara kakek Wendy sedikit lebih keras dari yang sebelumnya.

"Tapi aku memang mencintainya."

"Apa yang akan kukatakan di hadapan orang hah? Semua orang datang di pesta itu, semuanya. Presdir grup Jang bahkan datang dan kalian- lalu wanita itu dan rekamannya- huhh" lagi lagi kakek Wendy mengeluh keras, "Sudahlah keluarlah."

Kakek Wendy memutar kursinya lalu dengan wajah berkerut dia menatap Kyungsoo, "Kenapa kau masih di sana?"

"Aku punya satu permintaan kakek. Biarkan hubunganku dan Wendy berlanjut"

"Terserah. Aku tidak lagi ingin mencampuri hubungan kalian berdua. Menikahlah jika ingin menikah, aku tidak peduli lagi" kakek Wendy beranjak dari sana, ditemuinya Wendy duduk di sofa dengan wajah cemas. Sejenak berhenti namun kembali melanjutkan langkahnya dan masuk ke kamar tanpa mengatakan sepatah kata pun pada cucunya itu.

***

Kyungsoo POV

Aku tidak memperbaikinya. Huh, ya ampun. Mungkin kami direstui untuk itu tapi aku tidak yakin dengan jawaban terpaksa kakek Son. Aku tahu kami salah, dan aku sudah mengakuinya, menjelaskan semuanya, dan meminta maaf berulang kali, tapi, sepertinya sama saja.

Aku memeluk Wendy, membiarkannya tetap hangat dengan tanganku yang melingkar di sekitar lehernya. Tangannya meraih lenganku lalu jari jemarinya mulai bergerak sedikit. Aku tahu dia gelisah.

"Setidaknya kakek mengizinkan kita untuk menikah kan?"

Dia menggelengkan kepalanya, "Dia tidak tulus mengatakan itu. Itu bukanlah restu, tapi dia hanya asal menjawabnya. Aku mengenalnya Kyungsoo-ya"

Dia menghela nafas.

"Sulit untuk mengembalikan kepercayaan kakek jika dia sudah merasa terbohongi oleh sesuatu" ujarnya.

"Besok aku akan menemuinya lagi-"

"Tidak, jangan. Itu tidak akan merubah apapun. Aku yang akan mengatakan pada kakek. Awal dari semua ini hanyalah karena ku. Semua ucapan bodohku tentang kita berdua"

"Tapi kalau kau tidak mengucapkan kalimat bodoh itu kau tidak mungkin bisa ada di pelukanku seperti sekarang" dia tertawa saat aku mengatakan itu. Terdengar manis.

Aku mengantarkannya pulang. Orangtua Wendy masih mengerti dan menerima penjelasanku. Mungkin restu utama hubungan kami adalah orangtua kami. Tapi, Kakek Son begitu penting bagiku dan Wendy. Dia begitu baik padaku dan sayang pada Wendy. Jadi, terasa berbeda jika kami menjalani hubungan kami tanpa restunya.

Aku sampai di apartemen ku. Kembali membuka pekerjaanku dan siap untuk menerjang malam. Aku tidak peduli bagaimana karier ku untuk ke depan. Tapi Wendy, cinta yang belum pernah kurasakan seumur hidup kini hadir bersamaku. Aku bisa mencari uang dengan pekerjaan lain, tapi Wendy, dia adalah wanita pertamaku. Yang bisa membuatku mengerti apa arti jatuh cinta yang sebenarnya. Aku tidak akan melepaskannya.

Drrtt..drrt..
Apa kau sudah memberinya makan? Ingat? Jika punyamu mati maka yang ada padaku juga akan mati

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang