18

711 75 11
                                    

Author POV

Wendy dengan tergesa berlari kecil setelah mengunci mobilnya. Ia langsung meninggalkan rapat penting kantornya setelah mendengar kabar kalau kakeknya masuk rumah sakit. Ia sampai di lift lalu menekan tombol 10. Dia sempat berpikir kenapa jauh sekali sampai harus ke lantai 10, tapi siapa peduli? Yang penting kakeknya dirawat dengan baik.

Ting!

Pintu lift terbuka. Dia segera mencari ruangan kakeknya dirawat. Segera dia membuka pintunya setelah menemukan kamar kakeknya. Sedikit terkejut karena dia mendapati Kyungsoo di sisi tempat tidur kakeknya.

"Oppa?"

"O. Akhirnya kau datang?" Kyungsoo membalikkan badannya.

"Apa yang terjadi?"

"Aku datang ke rumah kakek. Pintu terbuka namun tidak ada seorang pun di rumah. Karena merasa curiga aku masuk dengan mengecek keadaan sekitar, tidak ada tanda-tanda perampokan atau semacamnya, hanya saja aku melihat kakek tergeletak di kamar mandi kamarnya dengan pucat" jelas Kyungsoo.

"Lalu dimana ibu? Aku kira ibu yang mengantar kakek ke sini"

"Aku menelpon ibu karena aku ingin memastikan kalau benar-benar tidak terjadi perampokan, ternyata ibu yang lupa menutup pintu karena terburu-buru ingin membeli obat kakek. Jadi aku memberitahu keadaan kakek, dan mungkin dia langsung menelponmu"

Wendy segera mendekati kakeknya yang sudah diberikan kantung oksigen dengan wajah pilu.

"Kakek, sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

"Analisa dokter sepertinya dia mengalami shock dan tensi nya turun. Darah rendahnya kumat. Dan sepertinya dia tidak makan malam kemarin" jawab Kyungsoo.

"Apa? Ashh, apa yang membuat kakek bertindak seperti ini?" Wendy mengalihkan pandangannya pada kakeknya yang terbaring lemah.

"Oppa gomawo" lirih Wendy.

Malam harinya. . .

Wendy menghela nafas lega, dia lega kakeknya kini sudah sadarkan diri dan sedikit pulih.

"Dimana ibumu?" Tanya kakek Wendy.

"Eomma sedang membeli makanan ke kantin. Ayah akan datang setelah pulang dari kantor, Irene eonni dan Suho oppa sedang dalam perjalanan menuju kemari" jelas Wendy sambil mengupas buah pear untuk kakeknya itu. Sementara Kyungsoo sedang membereskan baju kakek Wendy yang baru saja membersihkan diri.

"Apa yang kakek pikirkan eoh? Kenapa kakek sampai seperti ini?" Wendy meletakkan piring berisi buah pear segar yang telah dicuci bersih dan dikupasnya itu di atas meja kecil sebelah tempat tidur. Ia lalu mengambil posisi duduk di sisi kanan tempat tidur kakeknya itu.

"Aku..hanya teringat nenekmu. Ini adalah hari dimana dia meninggalkanku."

Kyungsoo bisa merasakan kesedihan yang mendalam saat kakek Wendy mengucapkan kalimat itu.

"Halmoni? Kakek..tidak biasanya kakek sampai seperti ini." Lirih Wendy.

"Aku masih bisa mengingat senyumannya. Begitu manis. Kakek hanya merasa, dia..dia terlalu cepat meninggalkanku sendirian"

"Kakek tidak sendirian" Kyungsoo masuk ke dalam pembicaraan, dia berjalan ke arah samping Wendy lalu berhenti dan berdiri di sampingnya, "Kakek masih mempunyai Seungwan, Irene eonni, dan juga keluarga lainnya"

Kakek Wendy berdehem, "Aku berterimakasih karena kau sudah menyelamatkanku sampai sejauh ini"

Kyungsoo mengangguk lalu tersenyum.

"Aku- aku kehilangan benda yang sangat dia sayangi. Aku menghilangkannya. Aku ingat sekali kalau aku menyimpannya di laci itu tapi entah mengapa menghilang. Pesannya yang terakhir adalah untuk menjaga benda kesayangannya itu." Jelas kakek Wendy.

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang