19

683 61 6
                                    

Author POV

"Aigo..lihat siapa yang keras kepala" Kyungsoo datang dengan membawa 2 plastik belanjaannya.

Hari ini Wendy sedang tidak enak badan. Dia memutuskan istirahat di rumah karena badannya sungguh tidak enak. Kyungsoo sudah menyuruhnya untuk tidur saja namun Wendy tetap melakukan aktivitasnya.

"Ya, kenapa kau tidak mendengarkanku? Aku adalah calon suamimu. Jika aku menyuruhmu istirahat, maka beristirahatlah" celoteh Kyungsoo membuat Wendy menaikkan bibirnya kesal.

"Araseo araseo" kata Wendy.

"Tidurlah, biar aku yang melanjutkan masakanmu"

"Yeorobun, dia mengambil alih masakanku. Huh~ apa boleh buat? Hwaiting~" ujar Wendy sambil berpose di depan kamera ponselnya.

Tiba-tiba Kyungsoo tidak sengaja menjatuhkan kerang kuah panas, sehingga membuat dirinya sendiri terkejut dan Wendy menoleh malas.

"Ya, sepertinya aku tidak bisa mempercayakan masakanku padamu" kata Wendy.

"Ini adalah kesalahan kecil! Masakanku tetap enak!" Sahut Kyungsoo.
Setelah beberapa menit masakan pun selesai. Kyungsoo mulai membersihkan area dapur Wendy.

"Chagiya~. Masakanku sudah selesai. Kau harus makan lalu minum obat"

Wendy keluar dari kamar mandi dan membuat Kyungsoo terheran namun dengan wajah jengkel, "Ige mwoya Ige? Ya, apa kau baru saja mandi?"

"O" jawab Wendy singkat sambil mengusap-usapkan handuk kering ke rambutnya yang basah.

"Oho, apa ini? Kau bahkan keramas?" Kyungsoo kelihatan jengkel sambil menunjuk rambut kekasihnya itu.
"Ya, kau sedang demam lalu kau keramas? Bagaimana kau bisa sembuh?" Kyungsoo berceloteh sambil berkacak pinggang.

Wendy mengeluh, "Astaga, ternyata kau cerewet juga ya" balas Wendy.
"Kemari" Wendy menarik Kyungsoo ke sofa lalu mulai membalut tangan kekasihnya itu dengan handuk lembab yang dingin, "Tadi aku melihat tanganmu terkena kuah kerang panas. Aku hanya khawatir sesuatu terjadi dengan tanganmu" ucap Wendy lalu mulai mengoleskan salep ke tangan Kyungsoo.

"Aku tidak apa-apa" ucap Kyungsoo.

Wendy menggeleng, "Tidak. Tangan ini sangat sangat istimewa untukku dan untukmu"

Kyungsoo tersenyum, "Kenapa? Apa yang membuatnya istimewa?"

Masih mengoleskan salep ke tangan Kyungsoo, Wendy menatap Kyungsoo dengan tersenyum, "Tangan ini adalah tangan pemegang nasib masa depan anak-anak kita nanti. Semua kebutuhan kita bergantung pada gambar dan desain bangunan yang kau buat. Bukan begitu?"

Kyungsoo tersenyum, lalu tangannya mengelus wajah Wendy yang mulus itu, "Kakek sudah menyetujui pernikahan kita. Kita juga sudah mempersiapkan semuanya. Tapi kenapa kau tidak bisa menentukan tanggal pernikahan? Bukankah kita semua sudah sepakat? Lalu kenapa kau menolaknya?"

"Oppa" Kyungsoo meraih tangan besar kekasihnya yang menempel di pipinya itu, "Maaf. Aku juga ingin pernikahan kita digelar secepatnya tapi ada satu hal yang harus kulakukan. Aku janji, tidak akan berlangsung lama"

Kyungsoo bingung, "Apa yang ingin kau lakukan?"

"Jika aku memberitahumu, kau pasti tidak setuju"

Kyungsoo mulai curiga dan penasaran dengan hal yang ingin dilakukan Wendy.
"Mungkin aku bisa membantumu"

Wendy terkejut mendengar jawaban Kyungsoo, "Kau yakin?"

7 menit kemudian~

"Ya, kau tahu dia sangat gila. Dia bahkan membuatmu seperti-"

Baby Boo! (WENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang