Peringatan 1

19 2 0
                                    

Alunan laguu melow terdengar ditelinga cika , sangat menyayat hati cika yang sedang gundah , bingung harus mengatakan apa kepada leo yang sudah siap mendengar keluh kesah cika.

Cika mematung tak tahu harus mangatakan apa , sekarang mereka sedang berada didalam mobil , dingin rasanya . Tangan cika bergerak meraih tangan leo " maaf leo" ucap cika lembut  ,entah kenapa leo merasa seperti cika akan mengatakan kata perpisahan . "Tumben ga pake kak" ucap leo lalu melepas tangan cika .

"Kenapa sih ga mau cerita?kamu anggap aku ini apa cika?" Leo kesal , tak mengerti kenapa cika tidak bercerita saja kepadanya .

"Kalau aku cerita kamu bakal hilang"
Ucap cika sembari menatap keluar jendela kaca mobil yang berembun .

"Aku ga bakal hilang cika" leo memegang pipi cika menyuruhnya untuk menatap mata leo , "bohong" ucap cika lalu berbalik menatap kaca .

Cika terdiam sejenak lalu menyuruh leo untuk pulang , takut orang tua leo akan mencarinya dan cemas memikirkan anak lelakinya ini.

"Udah kamu pulang aja sana,nanti juga moodku balik lagi" ucap cika lalu turun dari mobil berwarna putih itu . "Ga mau,maunya sama kamu" ucap leo ikut keluar bersama cika . "Aku ga pantes buat kamu leo" cika menatap mata leo intens .

"Entah kamu bilang pantes ga pantes aku tetap akan suka dan peduli sama kamu cika" leo memeluk cika , berharap bisa merubah mood kekasihnya ini.

"Kamu lagi datang bulan ya?" Tanya leo kepada cika , "emm" cika membisu tak berani menjawab pertanyaan leo , karena malu.

"Makanya kayak gini , udah ya jangan sedih aku pulang ya ,kamu masuk dulu sana" leo melepas pelukannya dan menyuruh cika masuk kerumahnya.

Cika berjalan memasuki rumahnya dan menyempatkan melambai kepada leo .
Mobil leo berjalan menjauhi rumah cika .

Cika masih diam dibalik gerbang sambil mendengar suara mobil leo yang perlahan menghilang

Tes

Tes

Tes

Airmata cika mulai keluar , ia menangis di heningnya malam , suara jangkrik menemaninya dan terangnya bulan menjadi saksi bisu .

^^^^^^^^^

Cika menatap dirinya di cermin ,matanya sembab wajahnya seperti kurang tidur , ia menyempatkan untuk make up supaya linhkaran hitam dibawah matanya tidak terlihat.

Cika berjalan menuruni tangga , memasuki mobil milik keluarganya dan bergegas untuk berangkat ke sekolahnya , ia berniat mengatakan sesuatu kepada leo , dan mungkin yang terakhir kalinya.

Mobil cika mulai berjalan menyusuri jalanan yang masih sepi . Masih terlihat embun yang menutupi jalanan ,membuat hawa dingin di sekujur tubuh cika.

Cika sudah sampai di depan gerbang sekolahnya ,ia menatap tulisan SMA BRAWIJAYA yang berlimpah corak emas disekitarnya ,membuat cika mengenang masa dimana ia memasuki sekolah itu dan bertemu leo.

Senang rasanya jika ia memasuki gerbang itu dulu dengan sepenuh hatinya , tetapi memang tidak seperti itu kenyataannya . Cika berjalan masuk  menuju kelasnya , disana ia melihat gebbi dan ucup yang sedang asik bermain ML , cika tersenyum senang dirinya bisa mengenal gebbi dan ucup.

"CIKAA!" Gebbi berteriak seperti toa masjid , membuyarkan lamunan cika . "Kenapa dah?" Tanya cika kepada gebbi yang tadi berlari kearahnya , "nanti ulangan njir , lo ga tau?" Tanya gebbi karena sepertinya cika tidak mengetahuinya.

"Engga"

"Ya udh yuk belajar bareng" ajak gebbi , cika manaruh tasnya dan mengeluarkan buku bertuliskan matematika . Ia mulai membaca dari bab pertama .

Tok tok tok , suara ketukan pintu terdengar.

"Disini ada yang namanya acika?" Tanya giselle teman tata , sekarang giselle sudah berada di depan pintu kelas X IPA 2 .

Semua penghuni terdiam lalu cika berdiri dan menghampiri giselle , cika menunduk sopan kepada kakak kelasnya itu . "Ada apa ya kak?" Tanya cika sopan kepada giselle.

"Ikut gue sebentar" ucap giselle berlalu pergi , cika mengikuti giselle dibelakangnya .

Cika mengikuti giselle sampai di taman belakang sekolah , taman inj begitu sepi karena mungkin semua siswa dan siswi sudah masuk kekelasnya.

"Tunggu disini" ucap cika ,lalu giselle pergi meninggalkannya .

Cika menunggu , kemudian ada tata yang berjalan ke arahnya dan mungkin  ingin berbicara sesuatu .

"Kenapa ya kak?" Tanya cika sopan kepada tata .

Plak

Satu tamparan yang diberikan tata untuk cika , perih rasanya cika merasakan pipi kirinya panas akibat tamparan tata.

"Sebenernya satu belum cukup buat lo" ucap tata , meluapkan emosinya yang sedari kemarin ingin ia luapkan.

"Salah saya apa ya kak?" Tanya cika , matanya sudah mulai berkaca , sebentar lagi akan ada butiran air yang metmnetes dimatanya.

"Salah lo apa! Heh gue tau ya lo manfaatin leo!" Ucap tata lantang membuat cika yang mendengarnya saja sampai merinding .

Cika bertanya-tanya darimana tata tau ?

"Maaf kak tata salah paham" ucap cika masih sopan kepada kakak kelasnya itu.

"Ga usah acting deh lo! Drama benget , asalkan lo tau ya! Lo ga pantes buat leo tau ga?! GA SAMA SEKALI!" ucap tata lalu menampar pipi cika .

Cika menangis air matanya keluar , is dapat merasakan perih dipipinya , sangat sakit.

"SORRY YA ,TAPI LO GA TAU APA-APA LO GA TAU CERITANYA!" ucap cika tak kalah lantang , ia memberanikan diri untuk membentak kakak kelasnya ini.

"OH YA! OKE KALO GITU GUE GA TAU KALO LO ITU DISURUH AYAH LO BUAT DEKETIN LEO ,GUE GA TAU!"

deg jantung cika serasa berhenti , dari mana tata bisa tau , dari mana? Apakah ia sudah memberi tahu leo.

"JADI GIMANA HAH! GUE GA TAU?!" bentak tata mendorong pundak cika sampai cika terhuyung kebelakang dan terjatuh .

Tubuh cika lemas , ia sudah tidak dapat berfikir , hatinya pedih memikirkan jika leo.mengetahuinya .

Cika memang ingin berniat mengatakan yang sebenarnya kepada leo , tetapi jika leo sudah mengetahuinya melalui mulut tata bagaimana ?







ANTARASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang