Chapter | 04

22.9K 1.5K 30
                                    

𝘘𝘶𝘢𝘵𝘵𝘳𝘰 ∙ 𝘗𝘳𝘦𝘥𝘢𝘤𝘪𝘰𝘶𝘴 𝘝𝘚 𝘊𝘢𝘷𝘦𝘯𝘥𝘰𝘳𝕮𝖑𝖊𝖓𝖓𝖊𝖙𝖍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝘘𝘶𝘢𝘵𝘵𝘳𝘰 ∙ 𝘗𝘳𝘦𝘥𝘢𝘤𝘪𝘰𝘶𝘴 𝘝𝘚 𝘊𝘢𝘷𝘦𝘯𝘥𝘰𝘳
𝕮𝖑𝖊𝖓𝖓𝖊𝖙𝖍

LIAM jalan tergesa-gesa menghampiri teman-teman nya yang berada di rooftop. Khusus nya ia harus memeberitahu sesuatu pada Kenneth.

"Ken, Cavendor nantangin kita lagi. Arven nggak terima kemarin kalah balapan," ujar Liam setelah sampai di tempat dimana mereka berkumpul seperti biasa.

Kenneth berdecih. Musuh bebuyutan nya itu memang sangat mengganggu. Mereka yang menantang tapi kembali dengan membawa kekalahan, lalu kembali menyerang dengan alasan tidak terima.

"Dakjal satu itu meresahkan banget sih? Nggak tahu apa ya kita lagi ngegosip disini?" celetuk Mahesa.

Daffa yang posisi nya memang paling dekat dengan cowok berkulit hitam manis itu lekas menoyor kepala temannya pelan.

"Lo kali yang gosip, kan lo banci."

"Anj-"

"Nggak usah di hiraukan. Biarin aja," ujar Kenneth membuka suara.

Liam mendesah kasar. "Masalah nya Ken, si Rasya sama Ben di keroyok sama mereka. Tadi mereka nemuin gue pas lagi debat sama Dahlia," tambah cowok itu.

Jemari Kenneth yang sedang mengotak-atik ponselnya terhenti. Ia lantas memasukkan benda tipis itu ke dalam saku celana nya. "Bilang sama anak-anak yang lain, jangan ada yang langsung balik. Kumpul semua disini," titah Kenneth tanpa basa-basi.

- jeda -

Kenneth keluar dari toilet bersamaan dengan bel pulang yang berbunyi nyaring. Satu persatu siswa dan siswi CENTRIC berhamburan keluar secara bersamaan.

Kenneth berniat untuk ke parkiran motor yang bersebelahan langsung dengan lapangan basket. Ia mengambil jaket berlambang hurup '𝕻' dengan ukiran-ukiran singa. Itu adalah sebuah ciri khas dari anak Predacious.

Ting!

Liam.
Anak-anak udah pada ngumpul nih. Lo dimana?

Kenneth.
Duluan. Gue nyusul

Setelah mengetikkan balasan untuk sahabatnya, Kenneth memakai jaketnya lalu kembali masuk ke dalam sekolah. Dompet nya pasti tertinggal. Sebuah kebiasaan Kenneth yang terkadang ceroboh.

Dan benar saja. Ia menemukan dompet hitam nya tergeletak di jalan dekat ring basket. Baru saja hendak bangkit setelah mengambil dompetnya, sebuah benda keras melayang dan menyapa bahu nya.

Duk!

"Shit!" erang Kenneth kecil. Tidak terlalu sakit tapi tetap saja terasa nyut-nyutan dibahu.

CLEORA  - finTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang