Ara & Nana [chapter 1]

304 90 249
                                    

Sesilia Arachel nama seorang gadis bermata coklat yang tinggal dipanti asuhan sejak ia bayi dan kini usianya sudah meranjak 17 tahun, "Ara" adalah nama panggilan gadis tersebut.

"wah, teh Ara masak apa hari ini?" tanya Rasya, anak kecil yang tinggal bersamanya di panti tersebut

Ara menoleh kearah Rasya dengan tangan masih memegang sendok nasi
"teh Ara lagi masak nasi goreng nih, Rasya mau bantu?" jawab Ara lalu merendahkan tubuhnya agar setara dengan anak laki laki di hadapannya.

"hah? kayanya bu panti manggil Rasya deh" alih Rasya cengegesan lalu pergi meninggalkan Ara yang kini sedang tersenyum tipis melihat tingka Rasyaa.

Ara yang melihat tingkah anak itu sontak  membuatnya teringat dengan sosok Nathan teman pantinya saat dia berusia 6 tahun, Nathan di adopsi oleh sepasang suami istri yang tidak bisa memiliki anak dengan (alasan tertentu), sehingga ia memilih mengadopsi Nathan.

saat itu usia ara 6 dan Nathan 1 tahun lebih tua dari Ara, Ara dan Nathan sudah tinggal dipanti tersebut sejak ia masih bayi, orang tua Nathan sudah meninggal dunia sedangkan Ara orang tuanya masih belum diketahui.

hari itu pasangan suami istri dengan nama belakang "wijaya" datang kepanti tersebut  untuk mengadopsi Nathan, Ara yang mendengar pembicaraan bu panti dengan sepasang suami istri tersebut sangat kecewa dan merasa sangat tidak adil mengapa hanya Nathan yang diadopsi mengapa dirinya tidak? bahkan kami berdua selalu bersama sejak masih kecil

Ara meninggalkan tempat tersebut dan pergi kekamarnya untuk melampiaskan kekecewaanya.

"ini gaa adil! kenapa harus Nana?"

"Ara gak mau pisah sama Nana" monolog nya dengan wajah yang tertutup bantal yang basah karna air matanya tersebut.

"apa? pisah?" ucap Nathan yang tiba tiba berada di samping Ara

"Nana?"  Ara melihatkan wajahnya kearah nathan dengan wajah basah di penuhi air matanya.

"Ara kenapa? kok Ara nangis?"
tanya Nathan panik melihat gadis kecil dihadapanya nangis tanpa sebab

"apa ada sesuatu yang terjadi ra?"
tanya nya lagi

"tadi Ara denger pembicaraan bu panti sama orang di ruangannya, dia bilang mau adopsi Nana" ucapnya dengan tangisan yang makin menjadi jadi.

ucapan Ara barusan membuat Nathan terkejut matanya membulat sempurna, rasanya sangat kecewa dan tidak percaya mana mungkin bu panti mau memisahkannya dengan Ara

"Ara pasti bercanda kan? Bu panti ga mungkin pisahin kitaa raa, pokoknya kalau pun iyaa Nana ga mau pisah dari araa, apa perlu kita pergi dari panti ini supaya mereka ga pisahin nana dari Ara?"

Ara tidak berucap apapun ia hanya menangis karna tak sanggup menjelaskannya lagi, Nathan pun terdiam menatap dalam gadis di hadapannya itu.

bu panti yang datang kekamar Ara untuk mengajaknya makan sontak terkejut melihat kedua anak tersebut menangis

"loh? loh? ada apa nih?kok nang—" ucap bu panti

"bu panti jahat! bu panti mau pisahin ara sama nana kan?" Bentak Ara, amarahnya kala itu sudah tak bisa iya tahan rasanya benar benar dirinya kecewa sangat mendalam.

Bu panti menghela nafasnya "soal itu kita bicarakan nanti ya, sekarang lebih baik kita makan dulu, yang lain sudah menunggu di meja makan"  bu panti mencoba menenangkan tangis araa yang semakin menjadi jadi.

Ara terdiam tanpa berucap apapun tangisanya pun sudah aga mereda namun rasa kecewa dengan bu panti masih melekat di hatinya saat itu. bu panti mendekatkan dirinya kearah Ara, lalu mengusap rambut coklat panjang milik ara

"Na, kamu pergi ke meja makan  duluan ya, nanti bu panti sama Ara nyusul"
ucap bu panti ke pada Nathan, Nathan mengangguk ngerti lalu meninggalkan Ara dan bu panti

bu panti memegang lembut pipi Ara
"Ara liat ibu"ucapnya

dengan perasaan kecewa dan kesel Ara menatap bu panti dengan mata yang berkaca kaca
"Ara, Ara mau nanya bahagia kan? Ara pasti sayang sama nana karna Ara udah dari kecil sama Nana" ucapnya lalu mengelus lembut rambut Ara

"Ara tau? pasangan yang mengadopsi Nana itu sangat baik  makannya ibu membiarkan meraka mengadopsi Nana"

"tapi apa harus dengan mengambil Nana dari Ara?"tanya ara

bu panti mulai memeluk ara
"mereka tidak mengambil Nana dari ayra, tapi—" lanjut bu panti

"mereka hanya meminjam Nana dari Ara, agar Nana bisa jadi lebih baik" ucap bu panti meyakini ara

"Nana tetap milik Ara dan panti ini" lanjut bu panti

Ara mulai yakin dan percaya dengan ucapan bu panti, pasti ada alasan tertentu mengapa bu panti memisahkan mereka, dan pastinya alasan bu panti adalah yang terbaik untuk Nathan dan dirinya

"memisahkan kalian memang sangat berat bagi ku, tapi ini yang terbaik untuk kalian berdua" batin bu panti

- oOo -

"Nana cuma punya ara ya?" guman ara  sambil tersenyum kearah jendela

- to be continued-
Like and komen ya sodara sodaraa

Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang