Bab 6

13.5K 1.2K 2
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Dirinya memang terlihat sempurna, bahkan kebaikan serta kelembutan hatinya, selalu membuatku lagi-lagi jatuh cinta terhadap sosoknya."

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

Aku memutuskan untuk pergi mencari barang dengan Atiqa, sedang Kak Izzan dan Kak Lutfi mencari barang belanjaan mereka berdua.

Namun, Atiqa malah menolakku dan bilang bahwa lelaki itu tak pandai berbelanja, harus ada wanita yang menemaninya.

Huh, konyol bukan? Karena aku tau, itu cuma alibi Atiqa agar aku bisa berjalan bersama Kak Izzan.

"Bener Atiqa, Fi. Lebih baik begitu saja, gue sama Atiqa, lo sama Izzan." Suara Kak Lutfi terdengar. Membuat diriku tersenyum canggung menatapnya.

"Iya Fi, kasian Kak Izzan sama Kak Lutfi atuh. Mereka nanti bingung mau pilih yang mana," ucap Atiqa seraya tersenyum menatapku.

Aku menghela nafas, dan menatap Kak Izzan yang hanya diam tanpa membuka suara. Namun sorot matanya menatapku lekat disana.

"Baiklah," jawabku terdengar ikhlas tak ikhlas.

Atiqa bersorak heboh, lantas kami pun pergi dengan tujuan masing-masing, dan akan kembali bertemu di tempat yang sudah kami tentukan.

°•°

Tungkai kakiku menelusuri setiap toko yang berderet rapi dengan berbagai barang di dalamnya.

Aku menoleh pada Kak Izzan disampingku. "Kak, mau beli apa dulu?"

Lelaki itu mengembangkan senyumnya sebelum menjawab pertanyaaanku. "Minum dulu mau?"

Aku mengerjap pelan, dan Kak Izzan terkekeh menatapku. Aku pun yang tersadar segera mengalihkan perhatian sembari menjawab, "Terserah Kak Izzan saja."

Dan setelahnya, kami pun beranjak ke tempat minuman dingin yang terletak tak jauh dimana kami berpijak.

"Nih, buat kamu," kata Kak Izzan sembari memberikan satu botol minuman padaku.

Aku tersenyum sembari menerimanya. "Terimakasih Kak." Lekaki itu mengangguk. Lantas mengajakku untuk duduk di dekat wahana permainan.

Setelah beberapa menit kami habiskan dengan bersantai dan meminum minuman kami. Akhirnya aku dan Kak Izzan berdiri, lantas melangkahkan kaki. Namun, tiba-tiba ada seorang gadis kecil tak sengaja menabrak kaki Kak Izzan. Membuat es krim di tangannya tumpah ke lantai.

Assalamu'alaikum Kekasih Impianku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang