Bab 24

12K 995 10
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Tidak selamanya masa lalu datang kembali terlihat menakutkan. Akan tetapi, bisa dijadikan sebuah pembelajaran, agar lebih baik untuk masa depan."

∆∆∆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆∆

Teruntuk Fiya.

Assalamu'alaikum Fiya, aku tau, setelah kamu membaca surat ini, aku sudah kembali ke tempat asalkuakhirat.

Fiya, aku memutuskan untuk meneruskan kehamilanku disaat aku tau, bahwa resikonya akan besar. Aku bisa saja kehilangan nyawa, saat melahirkannya.

Namun, aku sudah bertekad untuk membuat anak yang aku kandung, bisa merasakan udara di dunia. Fiya ... Aku percaya sepenuhnya sama kamu. Bahkan, aku dan Mas Izzan sampai bertengkar hebat karena hal ini.

Maaf, karena aku menceritakan masalah keluargaku padamu. Tidak apa-apa, kamu sudah aku anggap seperti Adik aku sendiri.

Fiya ... Aku kembalikan apa yang seharusnya ditakdirkan untukmu selama ini. Tolong jaga anakku ya Fi ... Berikan dia kasih sayang layaknya seorang Ibu, bahkan sampai dia mengira, bahwa kamu lah Ibu Kandungnya.

Aku tidak akan memaksamu untuk menikah dengan Mas Izzan, karena kamu juga pasti memiliki lelaki pilihan.

Akan tetapi, aku berharap, semoga kalian bisa bersatu, sehingga nanti, anakku bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu, walau itu, tanpa diriku.

Aku pamit Fi ... Jaga diri kamu baik-baik. Aku menyangimu Adik Tingkatku:)

Wassalamu'alaikum.

Dari Jihan.

Aku menutup kertas tersebut yang sudah basah sebagian, sebab karena air mataku yang keluar begitu saja.

Sekarang, aku merasa bimbang, apa yang harus aku lakukan? Menuruti permintaan Kak Jihan? Atau menikah dengan Pak Mizan?

"Meong."

Suara dari kucing disampingku membuat atensiku teralihkan. Dengan air mata yang masih mengalir di pelupuk netra. Ku pejamkan mata, merasakan perasaan sesak dalam dada.

Namun, saat kursi taman yang sedang aku duduki bergerak pelan, mataku terbuka sempurna.

Sontak, aku terkejut saat mengetahui seseorang yang duduk disebelahku.

"Kak Izzan?"

"Sudah dibaca surat dari Jihan?" tanya Kak Izzan padaku.

Aku mengangguk pelan, dan mengusap air mata di pipi.

Assalamu'alaikum Kekasih Impianku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang